2. Campur Tangan Belanda
Tata ruang Kota Malang kota ini banyak mendapatkan campur tangan Belanda, untuk tujuan pemenuhan kebutuhan keluarga Belanda, serta bangsa Eropa lain, dimana penduduk pribumi harus tinggal di pinggiran kota, dengan sedikit fasilitas.
3. Kereta Api
Sejak beroperasinya kereta api tahun 1879, Kota Malang berkembang pesat, mengakibatkan meningkatnya kebutuhan masyarakat dan banyak pula dibutuhkan ruang gerak untuk melakukan kegiatan.
4. Perubahan Tata Guna Tanah
Pertumbuhan yang pesat ini telah mengakibatkan perubahan tata guna tanah, sehingga banyak muncul bangunan yang tidak terkendali.
Bahkan fungsi lahan pun telah berubah, antara lain lahan sebagai fungsi pertanian berubah menjadi industri dan perumahan.
5. Penataan Ruang Kota
Penataan ruang Kota Malang dikerjakan arsitek Amsterdam yakni Herman Thomas Karsten, tahun 1884 hingga akhirnya ia diangkat menjadi penasehat perencanaan Kota Malang pada 1929, serta aktif merencanakan pengembangan kota atau Bouwplan I-VIII dengan menyiapkan antisipasi perkembangan sampai 25 tahun mendatang.
6. Peninggalan Sejarah
Kota berhawa dingin dan sejuk ini menyimpan banyak peninggalan sejarah, dari masa Kerjaaan Kanjuruhan sampai peninggalan Belanda, seperti bangunan kuno Gereja Kayutangan dengan arsitektur gotik.
Editor : Asarela Astrid