Kandang Bubrah Pesugihan Mengerikan yang Mengharuskan Pelaku Merenovasi Rumah hingga Akhir Hayat

Karena pria dalam tayangan itu tengah dilanda kesulitan, maka dirinya mengikuti pria yang baru dikenalnya di warung tersebut.

Setibannya ditempat yang disebut pria itu mampu menyelesaikan persoalannya, ternyata dirinya ditawari sebuah pesugihan untuk menjadi kaya secara instan. Pesugihan yang ditawarkan itu adalah Kandang Bubrah. Karena tak punya pilihan, dirinya Akhirnya menerima menjalani pesugihan Kandang Bubrah.

Apa Itu Pesugihan Kandang Bubrah? Pesugihan Kandang Bubrah ini adalah pesugihan yang mengharuskan pelakunya melakukan ritual merenovasi rumah secara terus menerus.

Konon pesugihan ini sangat sulit untuk dibuktikan secara kasat mata. Yang hanya terlihat biasa Dimata orang awam, si pelaku kandang bubrah ini saat membangun rumah, pemilik rumah hanya diperbolehkan merenovasi bagian depan dan belakang rumahnya saja tanpa harus merenovasi bagian kanan dan kiri rumah dan akan menyisahkan bagian yang tak akan pernah selesai

Pesugihan ini akan mendapatkan uang entah dari mana asalnya dan uang ini akan terus bertambah dan terus bertambah, bila mengerjakan apa yang diperjanjikan saat awal pesugihan.

Pesugihan Kandang Bubrah ini sama dengan Tuyul, hanya caranya berbeda. Dimana pelaku pesugihan harus menyediakan kamar khusus untuk melakukan ritual.

Jika pelaku ritual mampu memenuhi targetnya dan mampu merenovasi rumah setiap tahunnya, dipastikan usahanya akan berkembang pesat dalam bidang apapun. Namun sebaliknya bila target merenovasi rumah tak mampu dilakukan dalam satu tahun, dipastikan usahanya tidak akan berkembang.

Beda dengan pesugihan lainnya, pesugihan Kandang Bubrah harus selalu berpergian mencari lahan untuk dibelinya dan dibangunkan rumah dan merenovasinya.

Walaupun hanya sekedar membangun kandang kambing atau kandang ayam setidaknya ada perubahan bentuk disetiap waktu yang ditentukan Akan tetapi sejatinya yang namannya pesugihan tentu meminta tumbal, baik orang terdekat maupun Orang lain, bahkan pelaku pesugihan itu sendiri.

Editor : Dian Burhani