Tapi, seperti negara mana pun, Molossia memiliki sistem hukum yang kompleks dan aturannya sendiri. Undang-undang tersebut termasuk aturan yang menyatakan ilegal menyebabkan bencana dan ilegal memainkan alat musik perkusi.
Ikan lele, walrus, misionaris, dan tembakau juga dilarang. Tapi orang-orang yang salah berhati-hatilah. Ada sel penjara tunggal bagi mereka yang menyebabkan kekacauan.
Negara mikro menjalankan sistem moneter yang rumit seperti yang dijelaskan Presiden Baugh: “Uang Molossia disebut Valora - artinya berharga dalam bahasa kedua kami, yaitu bahasa Esperanto."
“Kami menggunakan standar adonan kue di sini di Molassia. Uang kami semuanya berdasarkan adonan kue,” terangnya.
Presiden Baugh menjalankan negaranya dengan ketat, menjalankan tugasnya dari "kantor oval" di mana dia juga menulis peraturan negara.
Ketika ditanya bagaimana dia membuat kebijakan, dia menjawab: "Kebanyakan dari kepalaku dan semacamnya." Angkatan Laut Molossian adalah operasi yang erat yang dijalankan dari gurun gersang dan terdiri dari armada kecil kayak tiup.
Menyelidiki mengapa negara beranggotakan tiga orang mungkin membutuhkan angkatan laut, Presiden Baugh mengungkapkan: “Kami sedang berperang. Kami sebenarnya sedang berperang dengan bangsa Jerman Timur.” Dia mengklaim Jerman Timur, yang tidak ada lagi sejak 1990, mengganggu tidurnya saat dia ditempatkan di Jerman Barat setelah Perang Dunia Kedua.
Karena marah Presiden Baugh mengklaim Jerman Timur masih ada dalam bentuk tempat tak berpenghuni di luar Kuba yang disebut Pulau Ernst Thalmann.
“Tidak ada orang yang mengatur perdamaian, jadi perang masih berlangsung selamanya. Mungkin selamanya,” dia menambahkan.
Tentu saja, Pemimpin Tertinggi Molossia adalah seorang dermawan yang memastikan hubungan dengan tetangganya, AS, tetap manis.
Editor : Dian Burhani