GARUT, iNewsbadung.id - Taman Satwa Cikembulan Garut bukan hanya sekedar kebun binatang satu-satunya di Kabupaten ini. Namun, kebun binatang ini menyuguhkan area wisata berbagai jenis hewan maupun wahana permainan anak.
Untuk menunjang kesehatan hewan, kebun binatang yang berlokasi di Kampung Jati, Desa Cikembulan, Kadungora, Kabupaten Garut, tersebut memiliki empat tenaga kesehatan yang terdiri dari dua dokter dan dua paramedis.
Dengan keahlian yang dimiliki, para tenaga kesehatan ini akan berupaya maksimal untuk memulihkan kondisi kesehatan hewan yang memerlukan perawatan.
"Hewan sama seperti manusia, saat musim hujan hewan juga bisa sakit flu. Pada mulanya para tenaga kesehatan hewan Taman Satwa Cikembulan hanya dikhususkan untuk merawat hewan-hewan yang menjadi koleksi di sini saja," ujar Manajer Taman Satwa Cikembulan Rudy Arifin, Senin (12/12/2022).
Seiring dengan kebutuhan konservasi, tambah Rudy Arifin, para tenaga kesehatan ini mengabdikan diri untuk menyelamatkan setiap hewan termasuk satwa kategori dilindungi.
Ia menjelaskan bila Taman Satwa Cikembulan berperan sebagai lembaga konservasi Ex-Situ yang berada di luar kawasan konservasi.
"Sebagai lembaga konservasi tingkat kecil, kami akan berupaya dan bergerak untuk merehabilitasi hewan dilindungi sebelum akhirnya dilepasliarkan ke alam bebas kembali. Tentunya semua itu kami lakukan setelah ada koordinasi terlebih dahulu dengan BBKSDA wilayah V Garut," katanya.
Rudy Arifin pun ingin meluruskan pandangan keliru di masyarakat, bahwa setiap hewan yang masuk ke Taman Satwa Cikembulan akan berakhir sebagai koleksi kebun binatang.
Ia menyatakan jika penilaian tersebut salah, karena tak selamanya hewan yang direhabilitasi harus menjadi penghuni Taman Satwa Cikembulan.
"Jika hewan yang kami rehabilitasi kondisi kesehatan fisiknya pulih, lalu usianya masih panjang, serta habitatnya tersedia di Indonesia, tentu hewan tersebut akan dilepasliarkan kembali. Jadi tidak melulu harus menjadi koleksi Taman Satwa Cikembulan, inilah yang tidak dipahami semua orang," jelas Rudy Arifin.
Editor : Bramantyo