Di ranah visual, Yulianto terpikat pada kekuatan garis, kemampuan teknis dalam mengolah cat akrilik, sedangkan pada ranah non visual, ada keberanian mengungkapkan setiap gagasan pewujudan visual baik metafor maupun simbol.
Berhasil mewakili Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) Provinsi Jawa Tengah pada Peksiminas XVII,
Thirza yang memiliki minat studi lukis ini dikenal sebagai mahasiswa yang “slenge’an” atau suka bercanda.
Namun, dalam berkarya dan belajar Thirza selalu serius, optimis, teguh dengan prinsip terlebih terkait kebahagiaan orang tua.
Mahasiswa yang berhasil meraih juara 1 lomba lukis Peksiminas XVII ini juga dikenal suka silih berganti menirukan logat bahasa daerah tertentu, serta memiliki ketertarikan terhadap karakteristik daerah, seperti mitos, foklore, ataupun petuah-petuah Nusantara.
Thirza juga senang mengangkat produk budaya, simbol dengan mengambil spirit dari petuah Jawa, di mana menjadi konsentrasi utama dalam membangun konsep penciptaan karya visual maupun non visual.
Semoga tulisan tentang Thirza Achmad Canizza, Mahasiswa ISI Surakarta Juara Lomba Lukis Peksiminas XVII, dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait