Diskusi ini juga menghadirkan Dirmawan Hatta, aktifis pendamping perfilman desa yang juga dikenal sebagai penulis skenario profesional, antara lain film Mei, Mangkujiwo dan Vina: Sebelum 7 hari.
Dirmawan Hatta menjelaskan bahwa film desa mempunyai gaya dan segmen tersendiri, di mana bentuk yang dibangun berasal dari persepktif masyarakat desa itu sendiri, serta diangkat dari persoalan-persoalan di desa.
"Film desa juga memiliki karakter kepenontonan sendiri, yang bersifat lebih komunal. Namun bukan berarti film desa tidak dapat dikaptalisasi," urai
Dirmawan Hatta belum lama ini.
Kegiatan yang dihadiri HIPMI Karanganyar, Komunitas Film (Kofika, Solo Documentary, Komunitas Video Karanganyar), Komunitas Jeep Wisata, Komunitas Dokumentasi Wisata, Pokdarwis Sekipan, Komunitas Jaga Lawu, Relawan Karang dan perwakilan dusun-dusun ini menghadirkan moderator Noor Aini P dari Lumbung Ilmu Pengetahuan.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait