"Untuk mempercantik tampilan, perabotan dapur ini pun disulap dengan lukisan wajah lucu, serta warna-warni terutama untuk tokoh wayang dan gunungan," terang Agus.
Meskipun tidak ada seperangkat gamelan, namun suasana dalam cerita wayang yang disajikan sangat terasa, lantaran ayah dua putra ini mampu menciptakan alunan musik dengan berbagai aliran dan genre, seperti Jawa etnik, keroncong, campursari, jazz dan lainnya.
Perayaan Paskah yang digelar di WCS atau Wahana Cipta Sinatria, Dusun Sumberbulu, Desa Pendem, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar ini pun terasa berbeda, apalagi tidak dipungut biaya.
Dari pengamatan iNewsbadung.id, meskipun terasa berbeda, apalagi baru pertama Paguyuban Kristiani Kerjo menggelar Paskah dengan menggandeng wayang, namun sangat mengesankan.
Apalagi, Pdt. Eko Diono, Pendeta GKJ Jatisumo Sragen yang didapuk menjadi dalang dapat menjalankan peran sebagai dalang dengan sangat bagus.
Lakon yang dijalankan sangat sesuai dengan keadaan saat ini, di mana jemaat diingatkan untuk selalu bersyukur, tanpa bersungut-sungut saat menghadapi pergumulan, bahkan saat masalah yang dihadapi sangat berat.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait