Ahmad Mahendra mengusulkan, adanya Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Magetan Jawa Timur bisa diadakan festival sebagai ikon, di mana pemerintah siap mendukung.
Ditambahkan Ahmad Mahendra, dengan adanya orchestra, campursari dapat naik kelas, termasuk mengenalkan pada anak muda dan mengangkat kembali seni-seni tradisi dan karya-karya inovasi untuk kecintaan pada budaya.
Pagelaran yang juga disaksikan maestro keroncong Waljinah ini diharapkan bisa menjadi agenda rutin Kabupaten Karanganyar, bahkan Bupati Karanganyar Drs. H. Juliyatmono, M.M., M.H., berharap apabila bisa digelar setiap tiga bulan sekali.
Bupati Karanganyar memberikan apresiasi terhadap Kemendikbudristek karena Endahing Budaya Larasing Campursari ini bisa menjadi rangkaian Hari Jadi Kabupaten Karanganyar, serta telah menempatkan campursari yang diharapkan kembali menemukan rohnya, karena campursari sejatinya menjadi jiwa di wilayah Jawa.
Juliyatmono berharap, campursari dengan orchestra ini dapat membawa kelompok campursari milik Karanganyar yakni Sangga Buana bisa ikut mempersatukan bangsa, membangun bangsa melalui keselarasan, sehingga kehidupan Indonesia semakin maju sejalan dengan cita-cita Karanganyar Life Center of Nusantara.
“Karanganyar yang maju, kompetititf dan harmoni, di mana hidup harus seimbang dan melalui pagelaran Endahing Budaya Larasing Campursari benar-benar membuat sejuk, termasuk Indonesia menjadi sejuk,” terang Bupati Juliyatmono.
Semoga tulisan tentang digelar perdana di Karanganyar, Endahing Budaya Larasing Campursari gandeng Soimah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan tulisan lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait