Namun di sisi lain sangat direpotkan oleh media sosial, di mana harus memanajemen secara optimal dalam menangani berita hoaks atau Deep Fake.
Diakui Usman Kansong, saat ini informasi beredar sangat cepat dan luas ke seluruh dunia, dengan pengguna media sosial yang hampir tidak tersaring, bahkan hoaks menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Sementara Sarman Simanjorang, Direktur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) menyebutkan, di era teknologi informasi, Humas mempunyai peran sangat penting bagi instansi dan lembaga di wilayah masing-masing.
Bahkan Humas disebutkan Sarman menjadi ujung tombak di tengah derasnya arus informasi yang sulit dibendung, sehingga dalam memberikan informasi harus tepat, akurat, cepat dan respon cepat menangkap informasi yang tidak pasti maupun berita bohong (hoaks).
“Sebagai Humas harus mempunyai respon cepat, sehingga informasi yang tidak jelas, berita bohong dapat diantisipasi sedini mungkin, sehingga tidak menjadi krisis informasi yang bisa merugikan nama baik lembaga atau instansi dan menurunkan citra positif pemerintah, yang berakibat menurunnya kepercayaan masyarakat atas kinerja pemerintah,” terang Sarman Kamis (26/10/2023) di Jakarta.
Terkait Bimtek yang diselenggarakan APKASI bekerjasama dengan Abahabar Academy, Made Suardita, Kepala Bagian Prokompim Badung memberikan apresiasi terhadap penyelenggara, yang sudah memberikan wawasan kehumasan di era teknologi Artificial Intelligence.
Made Suardita berharap, materi ini dapat diterapkan Kabupaten Badung dalam mengelola informasi tentang kegiatan pimpinan yang merupakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kehumasan.
Semoga tulisan tentang Prokompim Badung cari jawaban, benarkah teknologi Artificial Intelligence (AI) jadi tantangan terbesar Humas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan informasi lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait