Sesuai semangat Hanebu Sauyun, yang merupakan filosofi Pangeran Sambernyawa atau RM Said, nama lain dari Mangkunegoro I, panggung reuni akbar ini pun dimeriahkan dengan tarian kolosal bernama Tari Hanebu Sauyun.
Tari yang diadaptasi dari perjuangan Pangeran Sambernyawa yang tidak membedakan pengikut dengan memperlakukan secara adil ini, menampilkan berbagai unsur budaya dari berbagai suku di Indonesia, seperti Aceh, Dayak, Jawa, Papua dan lainnya.
Selain memakai pakaian daerah, secara luwes para penari bergerak sesuai ciri dan iringan lagu daerah yang dibawakan, menggambarkan keberagaman Indonesia.
Menurut Ketua Panitia Hanebu Sauyun Concert, Dr. Muzakar Isa, S.E., M.Si., dipakainya nama Hanebu Sauyun yang banyak digaungkan Pangeran Sambernyawa ini karena konser ini diharapkan dapat menjadi satu ikatan atau sauyun.
“Seperti tebu atau hanebu yang terikat menjadi satu atau sauyun, itulah harapan konser ini diadakan,” ujar Isa.
Di mana hal ini ditambahkan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMS, sesuai tema yakni Indonesia Berseri Merajut Kebhinekaan.
Muzakar Isa mengatakan, konser ini diharapkan dapat memecahkan lima rekor MURI, pertama sholat maghrib berjamaah sebelum konser Hanebu Sauyun dimulai.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait
