SOLO, iNewsbadung.id - Batik Jumputan Solo, warisan budaya yang mewarnai dunia fashion ini sudah terkenal seantero nusantara.
Penggemar batik jumputan Solo ini tidak terhitung jumlahnya, karena kain ini sangat cantik dan banyak ragamnya.
Dalam keindahan, kecantikan dan motif batik jumputan Solo ini ada filosofi dan makna yang belum banyak diketahui orang.
Berikut catatan iNewsbadung.id terkait filosofi dan makna batik jumputan Solo, warisan budaya yang mewarnai dunia fashion di Indonesia, dikutip dari batikindonesia.com.
1. Memungut
Dalam bahasa Jawa, jumputan berarti pungutan, sehingga menjumput dimaknai sebagai memungut menggunakan ujung jari, dimana batik jumputan diartikan sebagai cara menjumput.
2. Ada Sejak Dulu
Tidak diketahui pasti kapan kain batik jumputan ada, namun motif seperti bulat-bulat kecil, garis-garis sederhana yang ada pada kain jumputan sudah ada sejak dulu, saat masyarakat Indonesia mulai mengenal kain untuk pakaian.
3. Populer
Meskipun batik jumputan berasal dari Indonesia, namun sangat populer sampai mendunia, dimana orang luar negeri telah mengenal, serta memburunya.
4. Nilai Filosofis
Dalam pembuatan kain batik jumputan, ada nilai filosofis di setiap corak kain, karena batik adalah peninggalan sejarah yang harus dilestarikan, bukan hanya sebagai kelengkapan fashion namun juga memiliki makna agung di setiap kainnya.
5. Sifat Kalem
Pada proses jumputan selalu menghasilkan pola di setiap lembar kain, dimana saat digunakan baik untuk pakaian, kemeja ataupun sarung, akan terlihat luwes, lebih identik bersifat kalem dalam segala suasana.
6. Pribadi Bersahaja
Motif batik jumputan terbentuk karena proses pengikatan yang sangat sederhana, dimana motif sederhana ini menunjukkan pribadi masyarakat, masih polos, mengikuti pakem serta menunjukkan pribadi bersahaja.
7. Jiwa Bersemangat
Seiring perkembangan zaman, motif batik jumputan lebih beragam lantaran sudah menggunakan teknik jahit untuk membentuknya, lebih bervariasi menghasilkan corak abstrak, sebagai cerminan jiwa bersemangat, serta lepas tidak terikat.
8. Kesan Klasik dan Arif
Pada motif batik jumputan, warna tidak terlalu banyak, karena umumnya hanya menggunakan warna dasar lebih gelap, mencolok dengan corak putih, sehingga memberikan kesan klasik, arif, dan sangat erat pada penggunanya.
9. Dua Teknik
Untuk menghasilkan corak jumputan ada dua teknik, yaitu pengikatan dan jahitan, dimana pada teknik mengikat beberapa bagian kain putih diikat secara teratur, sedangkan pada zaman dahulu pengikatan diisi biji-bijian untuk menghasilkan corak seragam.
10. Jahit Jelujur
Sedangkan teknik jahit digunakan jahit jelujur agar bisa dibuka kembali, dimana semakin berkembangnya bagian corak dipakai teknik jahitan mengikuti bentuk yang diinginkan, seperti kotak, persegi, motif tanda plus (+), dan lainnya.
11. Motif Modern
Corak motif modern atau kekinian biasa digunakan selain pakaian, seperti sprei, mukena dan lainnya.
12. Proses Pewarnaan
Saat proses pewarnaan, kain yang diikat dicelupkan ke dalam pewarna tekstil, dimana bagian yang diikat atau dijahit tidak akan terkena pewarnaan, sehingga ketika diangkat serta dikeringkan membentuk sebuah pola.
13. Corak Jumputan
Ada banyak corak atau gambar kain batik jumputan yang bisa dipilih, yakni mawar, matahari, batik Shibori, cinde, dan rantai.
Nah inilah filosofi dan makna batik jumputan Solo, warisan budaya yang mewarnai dunia fashion, semoga dapat memberikan tambahan informasi yang bermanfaat.
Tetaplah share dan ikuti terus tulisan-tulisan yang disajikan iNewsbadung.id. ***
Editor : Dian Burhani
Artikel Terkait