Melihat Teater Koma, Hasil Besutan dan Warisan Nano Riantiarno

Asarela Astrid
Teater Koma, hasil besutan dan warisan Nano Riantiarno (Foto : Tangkapan layar IG @teaterkoma)

JAKARTA, iNewsbadung.id - Nama Teater Koma sudah tidak asing di tanah air, karena teater besutan sutradara kondang Nano Riantiarno ini telah banyak mewarnai dunia teater

Tidak hanya di tanah air, Teater Koma bahkan sudah mendunia, berkat tangan dingin pendirinya, Nano Riantiarno, yang telah berpulang Jumat (20/1/2023).  

Inilah catatan iNewsbadung.id tentang Teater Koma warisan pemilik nama lengkap Nobertus Riantiarno, dihimpun dari Instagram @swaragembira dan teaterkoma.org.

1. Lebih dari 140 Pementasan 

Teater yang berdiri sejak 1 Maret 1977 ini telah memproduksi lebih dari 140 pementasan, baik untuk konsumsi panggung ataupun televisi. 

2. Berkiprah di TIM

Kiprah kesenian kelompok teater ini biasa dilakukan di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Gedung Kesenian Jakarta.

3. Pentaskan Karya Penulis Dunia

Ratusan karya teater telah diwariskan Nano, termasuk di dalamnya adalah mementaskan karya-karya penulis kelas dunia, seperti The Threepenny Opera, The Good Person of Schechzwan karya Bertolt Brecht, The Comedy of Error dan Romeo Juliet karya William Shakespeare, serta Women in Parliament karya Aristophanes. 

4. Penghargaan 

Kiprah Teater Koma yang digawangi Nano, telah membuktikan konsekuensinya di panggung teater Indonesia, sehingga tidak heran jika Nano dan Teater Koma, meraih sejumlah penghargaan, seperti Seniman dan Budayawan berprestasi tahun 1999, sampai penghargaan bergengsi Sea Write Award dari Raja Thailand di Bangkok atas karya Semar Gugat tahun 1998.

5. Pentaskan Karya Nano 

Banyak Katya Nano telah dipentaskan Teater Koma, seperti Rumah Kertas, Maaf.Maaf.Maaf., J.J, Trilogi Opera Kecoa, (Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini), Opera Primadona, Sampek Engtay, Semar Gugat, Opera Ular Putih, Republik Bagong, Republik Togog, Republik Petruk, Sie Jin Kwie, Rumah Pasir, Sie Jin Kwie Kena Fitnah, Sie Jin Kwie di Negri Sihir, Demonstran, serta Republik Cangik. 

6. Kelompok Nirlaba
 
Meskipun merupakan kelompok kesenian nirlaba, namun Teater Koma tetap konsisten dan produktif, sehingga memiliki banyak penonton setia, dimana kelompok ini sering menggelar pentas lebih dari dua minggu, bahkan hingga lebih dari satu bulan. 

7. Mahakarya 

Dari sekian banyak karya Nano, Opera Kecoa merupakan salah satu mahakarya yang berhasil membawa Teater Koma pentas di Belvoir Theater, Sydney, Australia, pada Juli - Agustus 1992.

8. Jembatan Keseimbangan 

Teater Koma sangat yakni apabila teater dapat menjadi salah satu jembatan menuju keseimbangan batin, serta terciptanya kebahagiaan manusiawi. 

9. Menemukan Budi Nurani 

Bercermin melalui teater, Teater Koma juga meyakini sebagai salah satu cara  menemukan kembali peran akal sehat dan budi nurani. ***

Editor : Dian Burhani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network