SURABAYA, iNewsbadung.id - Bukan Jakarta atau Bandung namun kota di Jawa Timur ini disebut-sebut sebagai kota penghasil konglomerat berharta triliunan.
Ya, Kota ini adalah Surabaya. Dari Kota Surabaya ini, konon crazy rich atau para konglomerat berasal. Bahkan Kota Surabaya disebut-sebut sebagai 'surga' konglomerat Indonesia tinggal.
Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta ini dikenal sebagai pusat bisnis, industri, perdagangan, dan pendidikan.
Selain itu, kota berjuluk Kota Pahlawan itu pun menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian Jatim sekaligus kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut.
Warga Surabaya banyak yang masuk dalam kategori orang superkaya, bahkan hastag #crazyrichsurabayan sempat viral beberapa waktu lalu di media sosial.
Julukan crazy rich Surabaya ditujukan untuk konglomerat-konglomerat asal Surabaya. Beberapa konglomerat Surabaya itu, di antaranya Alexander Tedja, Tahir, Susilo Wonowidjojo, serta Wijono dan Hermanto Tanoko.
Nah, dilansir dari berbagai sumber, berikut ini alasan kenapa banyak crazy rich di Surabaya:
1. PDRB Surabaya Tinggi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surabaya pada 2017 lalu menyumbang nyaris seperempat persen dari perekonomian Jawa Timur. Sedangkan PDRB Jatim menyumbang sekitar 15 persen dari PDB nasional.
Artinya, Surabaya merupakan salah satu penggerak perekonomian Indonesia. Sementara pertumbuhan ekonomi di Surabaya pada tahun lalu juga melampaui kinerja Jawa Timur, bahkan nasional.
Berdasarkan data BPS Kota Surabaya, nilai PDRB Kota Surabaya atas dasar harga berlaku pada tahun lalu mencapai Rp590,23 triliun, meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp554,51 triliun dampak melandainya pandemi Covid-19 dan mulai pulihnya ekonomi.
Sementara pada kuartal III 2022, PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp700,59 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp447,54 triliun.
2. Letak Geografis Strategis
Letak geografis Surabaya yang jadi penghubung ke Indonesia timur disinyalir jadi alasan kenapa banyak konglomerat memilih tinggal di sana. Lokasi yang strategis ini menjadikan Surabaya cukup unggul di sektor perdagangan.
Perputaran uang di kota ini begitu deras. Wajar saja di Surabaya banyak pusat industri, sampai-sampai kota ini jadi salah satu kota industri terbesar di Indonesia.
3. Penerbangan Langsung
Di Surabaya banyak maskapai besar yang menyediakan penerbangan langsung, sehingga penumpang tidak perlu ke Jakarta dulu.
Melansir website resmi Bandara Juanda, tercatat pertumbuhan jumlah penumpang selama semester I 2022 sebanyak 4.849.080 penumpang datang dan berangkat atau rata-rata per hari sejumlah 27.000 penumpang dilayani di Bandara Juanda ini.
Ini menunjukkan Bandara Juanda adalah bandara dengan lalu lintas penumpang dan barang terbesar kedua setelah Jakarta.
4. Berbagai Sarana Unggul
Surabaya banyak dianggap ideal untuk jadi tempat tinggal karena fasilitas publiknya yang sangat memadai, mulai dari sarana pendidikan, kesehatan, transportasi dan lain sebagainya.
BPS Jawa Timur mencatat bahwa IPM Surabaya mengalami peningkatan. Pada 2020 sebesar 82,23 dan meningkat di 2021 menjadi 82,31. Kemudian pada 2022, IPM Kota Surabaya mencapai 82,74 yang merupakan tertinggi di Jawa Timur.
Nilai IPM tersebut menunjukkan kualitas pembangunan manusia di Kota Surabaya berada pada kelompok status kategori Sangat Tinggi (IPM ≥ 80). IPM sendiri diukur dari umur panjang dan hidup sehat penduduknya, pengetahuan, serta standar hidup layak.
5. Investasi
Dari sisi investasi, capaian nilai realisasi investasi Surabaya pada 2021 menjadi yang terbesar kedua sekabupaten/kota di Indonesia. Surabaya memberikan kontribusi investasi dengan total Rp29,22 triliun.
Realisasi investasi Surabaya didominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) hingga 90 persen, yakni Rp26,37 triliun. Ini menunjukkan minat investor Tanah Air, masih tinggi dibanding Penanaman Modal Asing (PMA) yang mencapai Rp2,85 triliun. ***
Editor : Dian Burhani
Artikel Terkait