JAKARTA, iNewsbadung.id - Partai Golkar memasuki usia ke 58 tahun. Usia dimana Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartanto menganalogikan sebagai start up, partainya sudah berada di level hectocorn.
Partai berlambang beringin dan memiliki nomer urut 4 sebagai perserta pemilu 2024 nanti ini memiliki sejarah panjang. Partai Golkar berdiri di akhir masa pemerintahaan Presiden Soekarno. Kala itu awal mula berdiri masih berbentuk Sekber Golkar.
Sekber Golkar dibentuk Angkatan Darat tahun 1964 untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI). Setelah kekalahan politik PKI akibat peristiwa G30S, Golkar menjadi penyokong politik utama Soeharto semasa Orde Baru.
Pada Pemilu 3 Juli 1971, Golkar memperoleh 62,8 % suara sehingga mendapatkan 236 dari 360 kursi anggota dalam DPR. Setelah itu Golkar terus menerus memenangkan pemilu hingga kejatuhan Soeharto pada 1997.
Berikut nama-nama ketua umum Golkar sepanjang sejarah:
1. Djuhartono (1964-1969)
Ketua umum pertama Golkar adalah Djuhartono, seorang tentara dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal. Sebelum Golkar berdiri, Djuhartono adalah orang penting di Front Nasional, sebuah badan yang dibentuk untuk membantu kampanye pembebasan Irian Barat. Djuhartono adalah salah satu dari tiga sekretaris front tersebut.
Seusai pembebasan Irian Barat, PKI mendesak Front Nasional dibubarkan karena ada Angkatan Darat di dalamnya. Namun Djuhartono, seperti hampir semua perwira tinggi AD, tidak percaya PKI.
Itu sebabnya Front Nasional tidak dibubarkan. Justru, pada 20 Oktober 1964 dalam rapat gabungan dewan pimpinan pusat Front Nasional dan 61 golongan karya, ada kesepakatan untuk membentuk Sekretariat Bersama (Sekber) yang menjadi cikal-bakal Golongan Karya.
2. Suprapto Sukowati (1969-1973)
Suprato Sukowati adalah perwira penting di Angkatan Darat. Pangkat terakhirnya adalahhh Mayor Jenderal. Di AD, dia lebih banyak menangani hubungan tentara dengan sipil.
Bersama kawan-kawannya, Sukowati membentuk sejumlah macam-macam Badan Kerjasama (BKS) golongan-golongan Karya dan Militer seperti BKS Buruh Militer, BKS Seniman Militer, BKS Pemuda Militer dan lain-lain. Dia kemudian mengurusi Badan Pembina Potensi Karya (BPPK) dan pernah pula mengurusi Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FBPIB).
3. Amir Moertono (1972-1983)
Dia adalah tentara kelahiran Nganjuk Jawa Timur dengn pangkat terakhir mayor jenderal. Bersama Djuhartono dan Sukowati, dia banyak berkontribusi pada hubungan sipil militer sebelum akhirnya menjadi ketua Golkar
4. Sudharmono (1983-1988)
Sudharmono yang menjadi ketua umum Golkar keempat pada Munas Golkar III tahun 1983 merupakan tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Dia lahir di Cerme, Gresik pada 12 Maret 1927. Sebagai Ketua, Sudharmono banyak melakukan inspeksi keliling cabang Golkar di daerah.
Sudharmono juga menggerakan anggota Golkar untuk mendapatkan lebih banyak pemilih Golkar, hasilnya suara Golkar meningkat dari 64% menjadi 72% pada Pemilu 1987.
5. Wahono (1988-1993)
Wahono adalah tentara terakhir yang menjadi ketua umum Golkar. Pangkat terakhirnya Letnan Jenderal. Pernah menjadi ketua MPR dan Gubernur Jawa Timur, pria kelahiran Tulungagng itu meninggal di Jakarta pada 8 November 2004 dan dimakamkan di TMP Kalibata.
6. Harmoko (1993-1998)
Harmoko adalah ketua umum pertama Golkar dari sipil sekaligus yang terakhir sebelum era reformasi.
Harmoko sebelumnya dikenal sebagai wartawan. Dia adalah ketua umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 1972 lalu terpilih sebagai anggota DPR dari Golka pada Pemilu 1977.
Lima tahun berselang, Harmoko diangkat sebagai Menteri Penerangan. Sejak itulah, Harmoko menjadi salah satu menteri Soehato paling dikenal sepanjang sejarah Orde Baru. Harmoko meninggal di RSPAD Gatot Soebroto pada 4 Juli 2021.
7. Akbar Tandjung (1998-2004)
Akbar Tandjung adalah ketua umum Golkar kedua dari sipil. Dia juga merupakan ketua umum Golkar pertama setelah reformasi. Akbar Tanjung menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada 11 Juli 1998 sampai 19 Desember 2004 menggantikan Harmoko.
Dia sukses membawa Golkar keluar dari krisis di tengah derasnya desakan untuk membubarkan Golkar lantaran eksistensinya dianggap hanya alat bagi kekuasaan Orde Baru. Dengan slogan sebagai Golkar Baru, untuk pertama kalinya kata partai secara resmi dibubuhkan pada Golkar di Pemlu 1999.
8. Jusuf Kalla (2004-2009)
Muhammad Jusuf Kalla adalah pengusaha pertama yang menjabat sebagai ketua umum Golkar. Pada saat yang sama, Jusuf Kalla terpilih menjadi Wakil Presiden yang berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden.
9. Aburizal Bakrie (2009-2014)
Aburizal Bakrie menjabat sebagai ketua umum Partai Golkar pada 9 Oktober 2009 sampai 31 Desember 2014. Dia dikenal sebagai salah satu pengusaha top Indonesia. Sebelum menjabat ketua umum Golkar, Aburizal pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhyono.
10. Aburizal Bakrie dan Agung Laksono
Pada 2014, terjadi dualisme kepemimpinan di tubuh Golkar setelah terselenggara dua Munas di dua tempat berbeda. Aburizal Bakrie terpilih kembali sebagai ketua umum pada Munas di Bali.
Sementara Agung Laksono terpilih pada Munas Jakarta. Kemenkumham mengesahkan kepengurusan Agung Laksono tetapi Mahkamah Agung menganulirnya dan mengesahkan kepengurusan Aburizal Bakrie.
11. Setya Novanto (2016-2017)
Bukan malah meredakan, putusan MA malah membuat konflik Golkar memanas. Sebagai jalan tengah, digelarlah Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 17 Mei 2016. Setya Novanto, kader Gokar yang berlatar belakang pebisnis terpilih menjadi ketua umum. Tetapi hanya setahun, Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka korupsi dan ditangkap KPK.
12. Airlangga Hartarto (2017-2019) dan (2019-2024)
Penangkapan Setya Novanto direspons Golkar dengan menggelar Munaslub demi mencegah krisis kepengurusan terulang. Airlangga Hartarto, kader Golkar berlatar belakang pengusaha terpilih menjadi ketua umum. Dia kembali terpilih menjadi keta umum Golkar pada Munas 2019.***
Editor : Dian Burhani
Artikel Terkait