PEMALANG, iNewsbadung.id - Sintren merupakan perunjukan tarian dari seorang gadis penari sintren yang konon dalam menari dirasuki roh halus seorang dewi kayangan atau bidadari.
Tarian ini sangat terkenal didaerah pesisir Pertunjukan sintren bagi masyarakat Pemalang sudah tak asing lagi.
Sebagai upaya melestarikan budaya kesenian tradisional sintren yang saat ini hampir punah, tak jarang para seniman lokal Pemalang menggelar pertunjukan sintren yang sudah melegenda ini dan menjadi tontonan favorit rakyat pada masanya.
Salah satu komunitas seniman sintren, Paguyuban Seni Sintren Sekar Melati dari Desa Asemdoyong, yang hingga sekarang masih sering menggelar pertunjukan sintren di beberapa wilayah Pemalang, pada Rabu (7/12/2022) menggelar pertunjukan sintren di pantai Joko Tingkir, Petarukan Pemalang.
Menurut kisahnya, kesenian sintren sendiri berawal dari sebuah kisah cinta dua anak manusia, yakni Sulandono dan Sulasih. Sulandono, adalah anak dari Ki Bahurekso, hasil pernikahan dengan Dewi Rantamsari. Sedangkan Sulasih, merupakan seorang putri dari Kalisalak.
Namun, dalam kisah cinta mereka (Sulandono dan Sulasih) tidak mendapatkan restu dari Ki Bahurekso. Sulandono yang patah hati lalu pergi bertapa, sedangkan Sulasih memilih jadi penari.
Dewi Rantamsari yang iba melihat putranya yang patah hati, kemudian mencoba menyatukan keduanya dengan caranya sendiri, sehingga keduanya (Sulandono dan Sulasih) masih sering bertemu melalui alam ghaib.
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait