Melihat Dari Dekat Suku Dayak Hindu-Budha Indramayu, Terasing di Tempat yang Asing

Bramantyo
Salah satu warga Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu tengah memasangkan gelang tanda pengenal masuk ke komunitasnya (Foto: iNewsbadung.id/Bramantyo)

Sehingga dalam kehidupan sehari-hari,segala aktivitas rumah tangga yang biasannya dikerjakan perempuan, seluruhnya dikerjakan kaum laki-laki. Mulai dari memasak, mencuci, memandikan anak, membersihkan rumah seluruhnya dikerjakan kaum laki-laki.

Sedangkan kaum perempuan menggantikan tugas suku dayak laki-laki mencari nafkah buat keluargannya. Hingga menghadiri pertemuan warga.

Menurut Tarxim, ini dilakukan agar kaum laki-laki merasakan penderitaan yang dipikul kaum perempuan dalam mengurusi rumah tangga. Termasuk tak jarang, kaum laki-laki bertindak semena-mena terhadap kaum perempuan. Sehingga tabu hukumnya bagi sukunya bertindak kasar kepada perempuan.

“Meskipun kita dibentak-bentak, hingga dipukul sekalipun oleh perempuan, kita tidak akan membalasnya. Apa yang kita alami, tidak sebanding dengan penderitaan perempuan yang harus mengandung hingga 9 bulan dan tak jarang masih oleh kaum lelakinya diperbudak,”ujarnya.

Sehingga berapa pun pendapatan yang diberikan istri mereka dalam mencari nafkah, tabu hukumnya bagi kaum laki-laki suku Dayak untuk mencelanya. Namun, meskipun menggantikan tugas kaum perempuan, bukan berati kaum laki-laki tidak bekerja mencari nafkah.

Sesudah mengerjakan seluruh aktivitas rumah tangga, menurut Tarxim, kaum laki-laki juga bekerja di luar rumah. Hanya saja, berbeda dengan kaum perempuan, yang bekerja bisa jauh dari tempat tinggalnya, kaum laki-laki ini bekerja tidak jauh dari tempat tinggalnya dan mereka harus kembali ke rumah sebelum anak dan istri mereka pulang ke rumah untuk menyiapkan makan buat keluarganya.

“Kita bekerja juga bekerja. Tapi tidak jauh-jauh dari rumah. Kebanyakan kita bekerja di sawah, mengumpulkan barang-barang bekas dan membuat manik-manik untuk keperluan ritual kami,”terangnya.

Tempat Tinggal Terpencil

Tingkah laku yang bertentangan dengan aturan yang berlaku, diakui oleh Tarxim tidak bisa diterima oleh warga sekitar. Bahkan, Tarxim sendiri mengaku untuk bisa sampai ke komunitas suku Dayak yang berada di kota lainnya, untuk menyampaikan undangan ritual utama suku, bisa memakan waktu hingga dua minggu lamannya.

Editor : Dian Burhani

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network