Legenda Terbentuknya Danau Batur di Kintamani, Ada Kaitannya Dengan Kebo Iwa dari Majapahit

Sunu Hastoro
Legenda Terbentuknya Danau Batur di Kintamani (Foto: iNews.id)

BADUNG, iNews.id - Danau Batur, danau terbesar di Bali, dianggap paling penting di pulau Bali sebagai sumber air utama untuk kegiatan pertanian di Bali. Kawasan Danau Batur di Kintamani ini sangat cocok dikunjungi oleh wisawatan yang ingin merefresh diri dari aktifitas harian yang dijalani. 

Di kawasan wisata Danau Batur, Kintamani yang lokasinya berada di dataran tinggi yaitu 1050 meter di atas permukaan laut, ternyata ada 
legenda menarik terkait terbentuknya Danau Batur di Kintamani. 

Kebo Iwa adalah sosok yang melegenda di Bali. Tubuhnya yang tinggi besar layaknya raksasa dikaitkan dengan cerita rakyat terbentuknya Danau Batur di Kintamani. Kisah lainnya tentang Kebo Iwa adalah sosok yang memiliki kesaktian dan kekuatan serta kanuragan yang tinggi hingga ditakuti oleh prajurit Kerajaan Majapahit saat akan ekspansi ke Bali.

Berikut ini adalah kisah Kebo Iwa yang berkaitan dengan terbentuknya Danau Batur di Kintamani.

Disebutkan bahwa terbentuknya Danau Batur tak lepas dari sosok Kebo Iwa. Dia disebut sebagai pemuda bertubuh raksasa yang suka menolong penduduk sekitar.

Kebo Iwa lahir dari pasangan suami-istri di sekitar Danau Batur yang telah lama mendambakan keturunan.

Hingga akhirnya sang istri hamil dan melahirkan anak. Anehnya, si anak dalam perkembangannya sangat cepat dan mengkonsumsi makanan yang sangat banyak.

Bahkan makanan yang disantap hingga beberapa kali porsi orang dewasa. Dampaknya makanan yang disajikan untuk Kebo Iwa pun berkurang. Hingga akhirnya sang raksasa pun mengamuk karena tidak mendapatkan keinginannya. Rumah penduduk dirusak Kebo Iwa karena lapar. 

Ketakukan dengan amukan Kebo Iwa membuat para penduduk pun berpikir keras cara untuk melawan sang raksasa yang begitu kuat tersebut. 

Hingga akhirnya masyarakat sepakat untuk mengelabui Kebo Iwa dengan berpura-pura membutuhkan pertolongan Kebo Iwa untuk membangun kembali rumah-rumah serta pura tempat peribadatan yang telah dirusak Kebo Iwa. 

Sebagai bayarannya penduduk yang diwakili oleh kepala kampung berjanji akan menyediakan makanan yang banyak kepada Kebo Iwa. Sang raksasa pun tergiur dengan tawaran penduduk desa dan bersedia untuk membangun kembali rumah-rumah dan pura yang telah dirusaknya dalam waktu singkat. 

Di saat yang sama, para penduduk desa disebutkan mengumpulkan kapur dalam jumlah yang banyak. Kemudian ketika Kebo Iwa sedang sibuk menggali sumur, dengan menggunakan kedua tangannya langsung untuk menggali tanah. 

Perlahan-lahan, sumur yang digali pun semakin dalam. Sesekali sang raksasa disebutkan beristirahat di dalam sumur ketika siang hari. Kebo Iwa tubuhnya merasa panas akibat tercampurnya kapur dengan air, hingga disebutkan sang raksasan akhirnya mati tenggelam terkubur di dalam sumur yang ia gali sendiri. 

Hal itu akibat air yang bercampur dengan kapur dan menciptakan panas yang melepuhkan kulit. Lama kelamaan air sumur terus mengalir deras lalu meluap dan banjir melanda desa tempat tinggal warga. 

Luapan sumur yang terus mengalir itu berubah menjadi danau yang kini di sebut Danau Batur. Sedangkan tumpukan tanah yang digali dari sumur tersebut menjadi sebuah gunung yang dinamai Gunung Batur. 

Kisah cerita rakyat ini diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai asal-usul terbentuknya danau dan Gunung Batur Namun, jika ditelisik dari sisi ilmu ilmiah, proses terbentuknya Danau Batur dikarenakan dua letusan Gunung Batur tua yang memiliki ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut. 

Gunung Batur tua meletus sekitar 29.300 tahun yang lalu dan menghancurkan separuh bagian gunung bagian atas. Letusan dahsyat tersebut mengakibatkan oleh amblasnya dasar Gunung Batur. Ukuranya 13,8 kali 10 kilometer persegi melingkar dengan diameter 7,5 kilometer lalu membentuk dinding terjal sedalam kira-kira 400 meter, hingga muncul kaldera yang pertama. 

Selanjutnya letusan kedua yang terjadi sekitar 20.150 tahun yang lalu dari kawasan pusat kaldera dan Danau Batur. Letusan ini memicu kembali amblasnya dasar Gunung Batur yang membentuk kaldera melingkar di dalam kaldera pertama, terjadilah kaldera kedua yang membentuk topografi dinding terjal sedalam rata-rata 200 meter. 

Bagian daerah terendah Gunung Batur inilah yang kemudian membentuk menjadi danau yang disebabkan proses akumulasi air hujan yang sekarang dikenal sebagai Danau Batur.

Editor : Bramantyo

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network