BADUNG, iNews.id - Namanya diabadikan dalam Prasasti Aria Bebed yang ada di Candi Aria Bebed di Singaraja, Buleleng, Bali. Aria Bebed diyakini sebagai anak Mahapatih Gajah Mada.
Alkisah Ratu Tribhuwana Tunggadewi mengutus Gajah Mada melakukan penyerbuan dan penaklukan terhadap Kerajaan Bali.
Dia mendatangi Pedukuhan Gedangan untuk bermeditasi saat penaklukan Bali.
Sekitar empat bulan meditasi di tempat itu, dirinya sering bertemu dengan putri Ki Dukuh Gedangan yang bernama Ni Luh Ayu Sekarini. Kecantikan Ni Luh Ayu membuat Gajah Mada jatuh hati.
Diceritakan bahwa keduanya menikah dan Ni Luh Ayu Sekarini mengandung. Gajah Mada kemudian dipanggil Ratu Tribhuwana Tunggadewi kembali ke Majapahit sebelum anaknya lahir.
Ni Luh Ayu dalam kondisi hamil muda saat ditinggal Gajah Mada kembali ke Majapahit. Hal itu membuat Gajah Mada tidak tahu jika Ni Luh Ayu sedang mengandung putranya.
Anak yang lahir dari rahim Ni Luh Ayu ini kelak dinamai Aria Bebed. Setelah memasuki usia remaja, Aria Bebed diberitahu ibunya bahwa ayahnya adalah seorang Mahapatih Kerajaan Majapahit yakni Gajah Mada.
Mendengar penjelasan ibunya, Aria Bebed izin berangkat ke Majapahit untuk menjumpai ayah yang tidak pernah dikenalnya. Setibanya di Majapahit, Aria Bebed duduk di atas batu yang terletak tepat di depan rumah Gajah Mada.
Aria Bebed disoraki oleh orang-orang dan diusir para pengawal Gajah Mada hingga dia menangis. Mendengar sorak orang banyak dan tangisan seorang ramaja, Patih Gajah Mada pun keluar. Sesudah ditanya, siapa nama, asal dan tujuannya datang ke Majapahit, Aria Bebed menjawab dengan jujur ingin bertemu ayahnya Gajah Mada.
Mendengar pengakuan Gajah Mada, Ken Bebed yang tidak punya anak sangat senang. Oleh Ken Bebed, Aria Bebed dianggap sebagai putra kandungnya sendiri. Setelah lama tinggal di Majapahit, Aria Bebed pun pamit pulang ke Bali.
Gajah Mada dan Ken Bebed tidak melarangnya. Sebelum Aria Bebed pulang, Gajah Mada memberikan hadiah berupa pangastulan atau tempat menyimpan abu leluhur Gajah Mada dan abu tersebut ditaburkan di sepanjang jalannya.
Tempat yang ditaburi abu pagastulan akan menjadi wilayah kekuasaan Aria Bebed. Hendaklah pula, Aria Bebed berhenti dan menetap di tempat terakhir yang ditaburi abu pagastulan, karena Aria Bebed akan menjadi penguasa tertinggi (raja).
Aria Bebed kemudian menuju Bali dan menetap di Desa Bwahan. Aria Bebed menikah dengan Nyi Ayu Rangga, Putri Pangeran Pasek Wanagiri. Dari perkawinan itu lahir dua orang putra, yakni Aria Twas dan Nyi Gusti Ayu Wanagiri.
Bagi masyarakat Bali, kisah Aria Bebed putra Gajah Mada ini sudah sangat terkenal dan diceritakan dari mulut ke mulut. Menurut cerita orang Bali seperti tertulis dalam kitab Usana Jawa, Gajah Mada dilahirkan di Pulau Bali Agung.
Bahkan dalam cerita Bali juga disebutkan bahwa Gajah Mada juga tidak mempunyai ibu dan bapak. Diceritakan bahwa Gajah Mada lahir terpencar dari buah kelapa sebagai penjelmaan Sang Hiang Narayana ke atas dunia.
Sumber Tulisan: Muhammad Yamin, Gajah Mada, PT Balai Pustaka, 2019. SM Said, Kisah Cinta Mahapatih Gajah Mada, dikutip dari:
https://daerah.sindonews.com/berita/1037863/29/kisah-cinta-mahapatih-gajah-mada?showpage=all Aria Bebed Putra Gajah Mada, dikutip dari:https://www.historyofcirebon.id/2019/09/aria-bebed-putra-gajah-mada.html
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait