"Penyaluran kami menggunakan tiga metode, yaitu dibagikan di Kantorpos, komunitas, dan diantarkan ke rumah KPM (door to door) yang tidak bisa beraktivitas seperti lansia, disabilitas, atau sedang sakit. Untuk door to door kami berkoordinasi dengan pendamping PKH dan komunitas," tutur Arya.
Selain berkoordinasi dengan pendamping PKH, petugas Pos juga dibekali aplikasi Pos Giro Cash (PGC) supaya penyaluran lancar dan dapat dipantau secara langsung.
"Dalam menyalurkan bansos, petugas Pos menggunakan aplikasi Pos Giro Cash (PGC). Aplikasi ini digunakan unuk penyaluran secara real time, untuk pelaporannya membantu kami memonitor realisasi penyaluran di beberapa wilayah," katanya.
Guna melengkapi pelaporan penyaluran bansos, Pos Indonesia juga menambahkan geo tagging lokasi rumah KPM dan foto KPM. Komponen tersebut membuat penyaluran bansos lebih dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel).
"Pelaksanaan geo tagging ini kita memerlukan foto rumah KPM dan tagging lokasi rumah. Ini sudah kami lakukan di rumah KPM. Geo tagging dilakukan bersamaan dengan penyaluran atau setelah penyaluran. Kalau pengantaran door to door, kami sekalian melakukan geo tagging," katanya.
Dengan totalitas Pos Indonesia dalam mengemban amanah penyaluran bansos, Arya berharap ke depan nanti pemerintah akan selalu memercayakan penyaluran bantuan kepada Pos Indonesia.
"Harapannya pemerintah pusat memercayakan penyaluran bansos kepada Pos Indonesia. Dengan berbagai inovasi dan teknologi ini bisa dimanfaatkan juga oleh pemerintah daerah untuk menyalurkan bansos," ucapnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta