SOLO, iNewsbadung.id - Jembatan Jurug B resmi dibuka, setelah satu tahun lebih sedikit ditutup, yang mengakibatkan masyarakat Solo, Karanganyar dan pemakai jalan lain bersabar melalui satu jembatan C untuk dua jalur.
Kesabaran ini terjawab sudah, di mana Selasa (5/9/2023) jembatan B Jurug diresmikan, dibuka, dan dapat dilalui kendaraan kembali.
Pengerjaan jembatan Jurug yang dikomandani PT. Baja Titian Utama, menggandeng kontraktor PT. Bukaka Teknik Utama,Tbk ini disebutkan Ir. Hadrianus Bambang Nurhadi W, M.Sc., GM Construction PT. Baja Titian Utama, dapat tahan terhadap gempa teoritis selama gempa 100 tahun atau besaran gempa 100 tahun.
Menurut Hadrianus, jembatan B Jurug yang baru dibuka ini dapat tahan terhadap gempa karena memakai teknologi baru, yaitu Lead Rubber Bearing (LRB) yang berfungsi menahan bawah gelagar.
"Ini umurnya sudah dihitung sampai 100 tahun dan memakai teknologi baru, yaitu Lead Rubber Bearing, yang berfungsi menahan bawah gelagar, sehingga tahan terhadap gempa teoritis selama gempa 100 tahun atau besaran gempa 100 tahun," terang Hadrianus usai meresmikan jembatan Jurug Solo.
LRB adalah perlengkapan untuk jembatan khusus atau jembatan bentang panjang, di mana teknologi ini digunakan pertama kali di Jakarta Cikampek Elevated Bridge.
"Kita mengadopsi yang digunakan Jakarta Cikampek Elevated Bridge, sehingga jangan heran jika berada di atas jembatan, goyangan tinggi," tutur Hadrianus.
Teknologi ini diizinkan karena memiliki frekuensi sangat besar, mampu bergerak horizontal, lateral ataupun ada pusaran.
Di hadapan para awak media, Hadrianus menjelaskan maksud gempa 100 tahun, yakni gempa seperti di Jepang atau di atas 7 SR.
Ditambahkan Hadrianus, teknologi baru pembangunan jembatan ini diharapkan mampu memberikan kelancaran dan menghilangkan khawatir ketika menggunakan jembatan Callender Hamilton, yang merupakan model jembatan Jurug sebelum diganti, di mana sudah habis masa layannya, sehingga harus dibongkar dan diganti.
Jembatan yang memiliki panjang kurang lebih 160 meter ini terdiri dari dua jembatan pendekat dan dua jembatan utama, di mana semuanya terdiri dari gelagar baja.
Terkait teknologi LRB yang digunakan dalam pembangunan jembatan Jurug, disebutkan Hadrianus baru pertama kali diterapkan di Solo.
Fatoni, Contruction Manager PT. Baja Titian Utama area Jawa Tengah berpesan agar masyarakat dapat menjaga kebersihan dan kenyamanan jembatan, sehingga tidak ada tindakan vandalisme.
Selain itu, ia pun meminta maaf kepada masyarakat, karena penyelesaian jembatan sedikit mundur dari jadwal yang dijanjikan.
"Saya mohon maaf, karena molor sedikit dari yang dijanjikan, di mana ini karena ada gangguan banjir," ungkap Fatoni.
Dibukanya kembali jembatan Jurug ini, diharapkan mampu menambah kapasitas kendaraan, sehingga satu jembatan mempunyai dua kapasitas yang akan memperlancar arus kendaraan di kota Solo.
"Lancarnya arus ini pasti berdampak baik pada kegiatan ekonomi, di mana commuter Kota Solo adalah kota sekitar yaitu Karanganyar, Sragen dan kota lainnya," urainya.
Jembatan yang merupakan pembatas Kabupaten Karanganyar dengan Kota Solo ini terkesan sangat indah, modern namun tetap mengangkat budaya Solo, karena menggunakan motif kawung untuk hiasan kiri kanan jembatan.
Usai pemotongan pita yang didahului dengan pelepasan puluhan burung merpati, para pengguna jalan dari arah Kota Solo menuju Kabupaten Karanganyar sudah dapat melalui jembatan berwarna merah ini.
Kendaraan pertama yang melewati jembatan ini adalah polisi Patwal, diikuti mobil polisi dan rombongan pengguna jalan lainnya.
Dari pantauan iNewsbadung.id di barat dan timur jembatan Jurug banyak terlihat para pengguna jalan yang turun untuk mengabadikan jembatan baru melalui foto dan video.
Semoga tulisan tentang jembatan Jurug Solo resmi dibuka, tahan gempa hingga 100 tahun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Editor : Asarela Astrid