SOLO, iNewsbadung.id - Museum Keris Nusantara Surakarta gelar Kirab Pusaka sebagai salah satu cara merayakan kebahagiaan atau mangayubagya hari jadi ke-6, sekaligus lestarikan seni budaya tanpa muatan mistis dan klenik.
Kirab Pusaka yang digelar Jumat (25/8/2023) ini disebutkan Bonita Rintyowati, S.S., M.M., Kepala UPTD Museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta sebagai salah satu cara memperkenalkan masyarakat tentang keberadaan Museum Keris Nusantara.
Dalam jumpa pers yang dilakukan Rabu (23/8/2023), Bonita menyampaikan bahwa salah satu harapan dari Kirab Pusaka adalah agar masyarakat tidak merasa takut apabila mengunjungi Museum Keris Nusantara, karena keris atau pusaka, tidak ada kaitan dengan dunia mistis atau klenik.
Melalui Kirab Pusaka ini, Bonita mendorong masyarakat mau melihat keris dan pusaka lain di Museum Keris Nusantara, karena ada banyak jenis keris di Nusantara yang dipamerkan di museum yang terletak di kawasan Sriwedari Solo.
"Ada keris dari beberapa daerah di Indonesia, yang dapat dikenal masyarakat, sehingga tempat ini bisa menjadi tempat pembelajaran budaya," urai Bonita.
Terkait Kirab Pusaka yang digelar Museum Keris Nusantara ini, dimulai teoat pukul 14.00 wib, berangkat dari Loji Gandrung melewati Jalan Slamet Riyadi, melewati Sriwedari menuju jalan depan museum.
Arak-arakan berjalan lancar, di mana sebuah Kereta Kencana yang dikendalikan kusir dengan lancar dan aman mengantar Bonita Rintyowati, S.S., M.M., Kepala UPTD Museum mengikuti prosesi Kirab Pusaka.
Pasukan berkuda dengan pakaian khas tentara kerajaan pun ikut menyemarakkan iring-iringan.
Berbagai komunitas seperti Tosan Aji Karanganyar, Komunitas Bratasura, Panji Suko, kolektor keris dan Komunitas Nunggak Semi juga tidak kenal lelah ikut berjalan kaki mengikuti kirab.
Kirab Pusaka ini juga disemarakkan dengan iring-iringan pembawa Keris Nusantara seperti Keris Bali, Keris Sumenep Madura, Keris Lombok, Keris atau Keria (kerieh) Minangkabau, Keris Bugis, Keris Palembang dan Keris Bakinang Riau.
Tidak kalah menarik dari Kirab Pusaka ini adalah rombongan pembawa masterpiece Museum Keris Nusantara, yaitu Keris Kyai Tengara, yang merupakan keris milik Presiden Jokowi.
Rombongan 25 Mpu dari Sumenep Madura pun juga ikut memeriahkan Kirab Pusaka.
Para penonton yang ikut memadati jalan depan Museum Keris Nusantara sempat dibuat terkagum-kagum, saat Tari Keris dengan Leak Bali ikut menyemarakkan rangkaian pertunjukkan.
Tak hanya itu, masyarakat juga disuguhi berbagai tari seperti Tari Keris, Tari Mantra Gula dan Tari Semangat Keris dari Sanggar Arsa Jumangkah yang menampilkan cerita proses pembuatan keris, seperti ditempa dan dipanaskan.
Tarian yang dibawakan lima anak perempuan dan lima anak laki-laki ini banyak mengundang decak kagum para penonton.
Pertunjukkan lain adalah atraksi keris berdiri yang dilakukan di dalam museum, tepatnya lobi lantai satu Museum Keris Nusantara.
Atraksi keris berdiri yang dilakukan Mpu dari Sumenep Madura ini adalah membuat keris raksasa berukuran 3.5 meter berdiri tanpa penyangga dan tanpa sandaran.
Proses ini diakui Zura Nurja Ana, Direktur Museum Gubug Wayang Mojokerto disebabkan gaya gravitasi, terkait dengan ilmu fisika, dan tidak ada kaitan dengan dunia klenik atau mistis.
Selain disaksikan masyarakat, beberapa tamu kehormatan dan para kolektor keris juga tampak duduk di panggung yang disediakan, seperti Mpu Subandi dari Ngringo Palur, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.
Kirab Pusaka yang berlangsung lama ini tidak terasa membosankan, karena penampilan New Puspita dengan penyanyi-penyanyi mampu menghibur pengunjung dengan beberapa lagu, seperti Cidro.
Semoga tulisan tentang Museum Keris Nusantara gelar Kirab Pusaka, lestarikan seni budaya tanpa muatan mistis dan klenik ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan jangan lupa share, serta nantikan tulisan lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Editor : Asarela Astrid