Pukul 06.30 WIB, Sholat Ied dimulai. Gibran tampak khusyuk mengikuti Sholat Ied. Gibran yang mengenakan baju putih terlihat memejamkan mata, berdoa mengikuti imam. Demikian juga para jemaah yang hadir, terlihat khidmat mengikuti, hal itu tergambar dari wajah para jemaah yang bersinar segar merayakan kemenangan usai berpuasa sebulan lamanya.
Sejauh ini, Balai Kota memang sering dipergunakan untuk berbagai perayaan keagamaan. Plaza Balaikota kerap menjadi tempat memasang berbagai replika atau simbol-simbol keagamaan. Saat Perayaan Nyepi tanggal 22 Maret lalu, di depan lapangan Balaikota (Plaza Balaikota) juga dipasang panggung dan ornamen khas Bali dan digelar festival Ogoh-Ogoh. Tidak hanya umat Hindu, Balaikota Solo juga menjadi simbol toleransi dan keberagamaan agama dan etnis lainnya.
Dipelopori Walikota Solo, Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta mengajak kehidupan toleran dan damai antar pemeluk agama dan etnis untuk hidup rukun dan saling menghargai. Warga Solo pun juga merasakan, kehidupan beragama yang indah dan damai semakin meningkat.
Anisa, salah seorang warga Pekalongan yang ikut Sholat Ied di halaman Balaikota Solo mengaku senang bisa mengikuti Sholat Ied di Balaikota Solo.
“Sudah lama saya ingin main ke Balaikota Solo, karena banyak di sosial media, tempat ini menjadi simbol kerukunan umat beragama yang didukung sama Walikotanya,” ungkap gadis manis berkerudung ini, Sabtu (22/4/2023) kepada iNewsbadung.id.
Selesai melaksanakan Sholat Ied, Gibran bersama putranya, Jan Ethes membagikan amplop fitrah kepada ratusan anak yang mengikuti sholat Idul Fitri di Balaikota Surakarta.
Editor : Asarela Astrid