get app
inews
Aa Text
Read Next : Adhiwangsa Jadi Satu-satunya Hotel di Kota Solo yang Siapkan Menu Ikan Segar, Ini Ulasannya

Agus Monggo, Pelestari Tahok Sebuah Jajanan Tradisional Asli Solo yang Banyak Diminati

Minggu, 09 April 2023 | 21:49 WIB
header img
Tahok, jajanan tradisional yang masih dilestarikan Agus Monggo. Foto : iNewsbadung.id / Abraham Andri

SOLO, iNewsbadung.id - Agus Monggo, pelestari tahok sebuah jajanan tradisional asli Solo yang banyak diminati masyarakat dan wisatawan.

Dengan gerobaknya, Agus Monggo berjualan tahok di simpang tiga SMP Kanisius Satu, di daerah Keprabon, Solo, dimana setiap pagi, pria berusia 35 tahun ini mendorong gerobak dari daerah Ketandan, menuju timur Pasar Gede. 

Tahok merupakan jajanan tradisional asli Solo, dimana menjadi kuliner yang lekat dengan daerah Chinatownnya Solo yaitu sekitar Pasar Gede. 

Dalam semangkok tahok, berisi sari kedelai berbentuk lembut menyerupai perpaduan bunga tahu, bubur dan agar agar, kemudian disiram dengan kuah jahe berempah. 

Perpaduan yang pas, apalagi  kelembutan tahok mudah dicerna mulut dan kehangatan jahenya melegakan tenggorokan. 

Proses produksi tahok tidak mudah, karena tahok, intinya adalah saripati kedelai yang dicampur air dengan komposisi tertentu, karena jika komposisi dan prosesnya salah, maka tahok tidak akan jadi. 

Sebelum dijual, tahok perlu didiamkan dulu sekitar satu jam, sebab jika tidak, tahok mudah mencair dan rusak.

Sedangkan kuah tahok berbahan utama air, gula dan jahe dengan beberapa rempah pelengkap. 

Penyajian tahok ke dalam mangkok sangat khas, karena ada teknik khusus dalam mengambil tahok dari wadahnya, untuk diletakkan di mangkok. 

Agar tahok tidak rusak, maka harus diambil dengan cara mengiris tipis,  seperti gerakan mencedok permukaan air, secara merata, namun jika tidak diambil secara merata, atau asal mengambil, maka seluruh tahok di wadah akan jadi rusak.

Dalam satu hari, pria beranak tiga yang tinggal di daerah Kusumodilagan Solo ini mampu menjual sedikitnya 50 porsi tahok dengan harga jual Rp8000 per porsi, dengan rentang waktu penjualan yaitu tiga setengah jam, mulai pukul  06.30 wib sampai habis sekitar pukul  10.00 wib. 

Agus Monggo memang belum lama berjualan disini, baru hitungan bulan, namun karena letaknya strategis, disertai keramahannya, membuat para  pelanggan semakin bertambah dari waktu ke waktu. 

Selain berjualan disini, Agus Monggo juga menggelar lapak di daerah
Jagalan, yang dijaga istrinya.

Sebelum berjualan tahok, Agus pernah bekerja di pabrik garmnet, hingga  beralih bekerja di wahana mainan anak di Alun Alun Kidul Solo, dan kemudian meneruskan usaha kakeknya, berjualanan tahok. 

Kepada iNewsbadung.id, Agus Monggo mengaku sudah mantap menggeluti bisnis tahok, karena perlahan namun pasti, tahoknya semakin berkembang, dikenal, sehingga omset semakin meningkat. 

Hingga saat ini Agus Monggo tetap menjalankan amanat kakeknya, yakni membuat tahok tetap dikenal, lestari dan digemari masyarakat, salah satu buktinya adalah banyaknya pesanan untuk arisan dan hajatan. 

Semoga tulisan Agus Monggo, pelestari tahok sebuah jajanan tradisional asli Solo yang banyak diminati masyarakat dan wisatawan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca..

Nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung.id, serta silahkan share tulisan ini agar semakin banyak orang mengetahui informasi yang menarik dan benar. ***

Editor : Asarela Astrid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut