"Alhamdulillah saat ini kita bisa dibilang menjadi pemimpin pasar untuk produk snack rambak kulit sapi di wilayah Karesidenan Surakarta dan Semarang", ungkapnya.
Iwan menambahkan, di Pasar Gede Solo, 60 - 70 persen snack rambak kulit yang dipasarkan adalah produk rambak kulit Siswanto.
Dengan memberdayakan masyarakat sekitar, saat ini Iwan bersama 12 karyawan termasuk dirinya dan istri, memproduksi minimal dua kwintal atau 200 kilo perhari.
Namun memasuki bulan Ramadhan, Iwan menambah tenaga harian lima orang untuk mendongkrak produksi, karena untuk mencukupi meningkatnya permintaan pasar Iwan menggenjot produksi harian hingga mencapai lima sampai enam kwintal atau 500 - 600 kilo per hari dengan menerapkan jam kerja lembur untuk para karyawan.
Ketika ditanya kendala yang dihadapi selama menggeluti usaha snack rambak kulit sapi ini, dia mengatakan, jika kendala selama terkait ketersediaan bahan baku, karena kulit yang digunakan sebagai bahan baku hanya kulit sapi jantan.
"Kami tidak pernah menggunakan kulit sapi betina karena tidak bisa mengembang maksimal saat digoreng karena kulitnya tipis dan rambak yang dihasilkan juga tidak padat terisi dalamnya," tambahnya.
Editor : Asarela Astrid