get app
inews
Aa Read Next : REI Expo 2024 Dibuka, 44 Stand Siap Penuhi Kebutuhan Properti

Meraup Omset Menggiurkan dari Rambak Kulit Sapi, Inilah Kisah Sukses Iwan Saswianto

Rabu, 29 Maret 2023 | 19:34 WIB
header img
Omset miliaran dari rambak kulit sapi. Foto : iNewsbadung.id / NT Ardhian

SUKOHARJO, iNewsbadung.id - Meraup omset menggiurkan dari rambak kulit sapi, inilah kisah sukses Iwan Saswianto, yang belum banyak diketahui orang. 

Meraup omset menggiurkan dari snack atau makanan ringan rambak kulit sapi, usaha yang menurut sebagian masyarakat dianggap sebagai golongan usaha rumahan skala kecil tersebut, ternyata jika dilihat dari omset yang dihasilkan, tidak bisa digolongkan kecil. 

Hal itu dibuktikan Iwan Saswianto (48) pengusaha snack rambak kulit sapi, dimana dengan keuletan dan kerja kerasnya, pria kelahiran tanah Papua tersebut berhasil membukukan omset penjualan menggiurkan hanya dalam waktu satu setengah bulan. 

Menurut keterangannya, ketika disambangi iNewsbadung.id di rumahnya, sekaligus lokasi pabrik skala rumahan yang terletak di Desa Windan Gumpang Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tersebut menjelaskan, jika kuncinya terletak pada konsistensi, baik dalam kualitas bahan baku kulit yang digunakan, rasa dan ketersediaan pasokan produk yang dipasarkan.

Ditambahkannya, pasokan ke para agen maupun kios-kios retail harus dipenuhi untuk memasarkan produk ke konsumen. 

"Apalagi seperti saat sekarang ini, seperti tahun-tahun lalu, dua minggu sebelum memasuki bulan Ramadhan, selama bulan Ramadhan, pertengahan bulan Desember saat memasuki libur Natal dan tahun baru, permintaan rambak naik drastis," ujarnya. 

Menurut catatan pembukuan penjualan, bulan Ramadhan tahun lalu ia dapat memasarkan rambak kulit sebanyak 11 ton, dengan harga Rp110 ribu ke agen dan Rp115 ribu ke kios retail dalam rentang waktu dua minggu sebelum memasuki bulan Ramadhan dan selama bulan Ramadhan. 

Dengan harga jual Rp110 ribu sampai Rp 115 ribu dari total penjualan selama satu setengah bulan tersebut maka omset yang diterima selama satu setengah bulan sangat menggiurkan.

Bukan nominal kecil untuk sebuah usaha rumahan skala kecil tentunya, padahal tahun kemarin pemerintah masih memberlakukan PPKM karena Covid-19. 

"Semoga berkah Ramadhan tahun ini saat pemerintah sudah mencabut PPKM dapat lebih mendongkrak penjualan", harapnya diaminkan sang istri. 

Menggandeng Mitra penyuplai bahan baku dari daerah Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, rambak kulit Siswanto berhasil menguasai pasar penjualan snack rambak kulit di Karesidenan Surakarta dan Semarang. 

Jangkauan pemasaran rambak kulit sapi Siswanto sempat meramaikan lapak-lapak pasar dan agen snack di Kabupaten Kediri, namun sayangnya pemasaran untuk wilayah Kediri terpaksa harus dihentikan karena melonjaknya biaya pengiriman akibat melonjaknya harga BBM.

 "Alhamdulillah saat ini kita bisa dibilang menjadi pemimpin pasar untuk produk snack rambak kulit sapi di wilayah Karesidenan Surakarta dan Semarang", ungkapnya. 

Iwan menambahkan, di Pasar Gede Solo, 60 - 70 persen snack rambak kulit yang dipasarkan adalah produk rambak kulit Siswanto. 

Dengan memberdayakan masyarakat sekitar, saat ini Iwan bersama 12 karyawan termasuk dirinya dan istri, memproduksi minimal dua kwintal atau 200 kilo perhari. 

Namun memasuki bulan Ramadhan, Iwan menambah tenaga harian lima orang untuk mendongkrak produksi, karena untuk mencukupi meningkatnya permintaan pasar Iwan menggenjot produksi harian hingga mencapai lima sampai enam kwintal atau 500 - 600 kilo per hari dengan menerapkan jam kerja lembur untuk para karyawan.

Ketika ditanya kendala yang dihadapi selama menggeluti usaha snack rambak kulit sapi ini, dia mengatakan, jika kendala selama terkait ketersediaan bahan baku, karena kulit yang digunakan sebagai bahan baku hanya kulit sapi jantan

"Kami tidak pernah menggunakan kulit sapi betina karena tidak bisa mengembang maksimal saat digoreng karena kulitnya tipis dan rambak yang dihasilkan juga tidak padat terisi dalamnya," tambahnya. 

Selain itu, ia juga menjamin ketersediaan bahan baku dalam jangka panjang, sebab jika yang digunakan kulit sapi betina, nantinya jumlah sapi sendiri akan terus berkurang karena sapi betina berproduksi dan beranak pinak. 

Sementara kendala ketersediaan bahan baku kulit sapi jantan, kelangkaan dan melambungnya harga minyak goreng beberapa waktu telah berimbas pada usahanya, dan sangat dirasakan Iwan. 

Mengawali usaha sebagai penghubung transaksi jual beli kulit sapi segar yang didatangkan dari Papua tahun 2003.

Pria yang sebelumnya berprofesi sebagai penyanyi di beberapa tempat hiburan malam dan Hotel yang menyajikan homeband di kota Solo tersebut, mulai bersentuhan dengan dunia bisnis, diluar profesi yang digelutinya. 

Meski sejak awal saat menerjuni bisnis kulit Iwan sudah mengetahui bahwa salah satu produk yang bisa dibuat dan berpeluang menjadi usaha menguntungkan dari kulit sapi segar adalah pembuatan makanan ringan atau snack rambak kulit, namun Iwan mulai benar-benar serius menjalankan  usaha pembuatan rambak sejak 2011.

Semoga tulisan meraup omset miliaran dari rambak kulit sapi, inilah kisah sukses Iwan Saswianto bermanfaat bagi para pembaca. 

Nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung.id, serta silahkan share tulisan ini. ***

Editor : Asarela Astrid

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut