BADUNG, iNewsbadung.id - Pura Taman Ayun, jejak sejarah Hindu di Badung Bali dengan panorama sangat indah ini adalah salah satu pura yang banyak mengundang kekaguman wisatawan.
Keindahan panorama Pura Taman Ayun ini sesuai dengan arti namanya, yakni taman indah, yang selalu memesona luar biasa.
Sebagai jejak sejarah Hindu, Pura Taman Ayun sudah ditetapkan sebagai bagian situs warisan budaya dunia oleh UNESCO tahun 2012, dimana di tahun 2002, Pemerintah Daerah Provinsi Bali telah mengusulkan kepada UNESCO agar dimasukkan dalam World Heritage List.
Terkait Pura Taman Ayun, jejak sejarah Hindu di Badung Bali dengan panorama sangat indah, inilah catatan iNewsbadung.id dirangkum dari laman Desa Mengwi Kabupaten Badung.
1. Memuja Leluhur
Pura Taman Ayun juga menjadi Pura Paibon (pura ibu) atau Pedarman Raja Mengwi untuk memuja roh leluhur dari raja-raja, yang diwujudkan dalam bangunan Gedong Paibon dan Meru-meru, sebuah pemujaan persembahyangan untuk para Dewa agar masyarakat Kerajaan Mengwi mendapatkan kesejahteraan.
2. Piodalan
Pura ini dibangun Raja Mengwi, I Gusti Agung Putu tahun 1556 Saka (1634 M), diresmikan Selasa Kliwon Medangsia di bulan keempat tahun 1556 Saka, sehingga setiap Selasa Kliwon wuku Medangsia, dalam penanggalan Saka, di pura ini diselenggarakan piodalan atau upacara merayakan ulang tahun berdirinya Pura Taman Ayun.
3. Pelataran Pura
Pura dengan luas 100 x 250 m² ini terdiri dari pelataran luar dan pelataran dalam, dimana semakin ke dalam, letaknya semakin tinggi.
4. Pelataran Luar
Pelataran luar atau jaba, terletak di sisi luar kolam, dimana ada sebuah jembatan melintasi kolam menuju pintu gerbang berupa gapura atau candi bentar.
5. Pelataran Dalam
Untuk masuk pelataran dalam, harus melalui gapura yang menjadi jalan masuk menuju pelataran dalam, dikelilingi pagar batu, dimana jalan masuk menuju jembatan, serta depan gapura ada sepasang arca raksasa.
6. Gardu Kecil
Sementara sebelah kiri jalan masuk, ada bangunan gardu kecil untuk penjaga pos, dimana letaknya tidak jauh dari gerbang.
7. Kolam Teratai
Ada kolam penuh teratai dengan tugu memancarkan air ke sembilan arah mata angin di halaman pertama.
8. Wantilan
Selain kolam Teratai, di jaba pura juga ditemui wantilan, seperti pendapa untuk upacara dan tempat sabung ayam yang diselenggarakan untuk penyelenggaraan upacara di pura.
9. Pelataran Kedua
Sebuah gerbang yang berada di ujung jalan membelah pelataran pertama menuju pelataran kedua, dimana posisi pelataran ini lebih tinggi.
10. Bangunan Pembatas
Berseberangan dengan gerbang, ada bangunan pembatas dihiasi relief menggambarkan sembilan dewa penjaga arah mata angin, disebut Dewata Nawa Sanga, dimana di sebelah timur ada pura kecil disebut Pura Dalem Bekak, dan di sebelah barat ada balai kulkul dengan atap menjulang tinggi.
11. Pelataran Ketiga
Sementara pelataran dalam ketiga, merupakan pelataran paling tinggi dan dianggap paling suci, dengan pintu utama di tengah yang disebut pintu gelung, hanya dibuka saat upacara.
Di sebelah kiri dan kanan pintu utama pelataran ketiga ini terdapat gerbang untuk keluar masuk melaksanakan kegiatan sehari-hari di pura, terdapat beberapa Meru, Candi, Gedong, Padmasana, Padma Rong Telu, serta bangunan keagamaan lain.
12. Tiga Tingkat Kosmologi Dunia
Ketiga halaman pura yang juga disebut
Taman Genter ini melambangkan tiga tingkat kosmologi dunia, dari paling bawah yakni tempat dunia manusia, kedua, tingkat lebih suci yakni tempat para dewata, dan terakhir melambangkan tempat Tuhan Yang Maha Esa atau sorga.
13. Gambaran Gunung Mahameru
Seperti dikisahkan cerita kuno Adhiparwa, disebutkan bahwa keseluruhan kompleks pura merupakan gambaran Gunung Mahameru yang mengapung di tengah lautan susu.
Semoga tulisan Pura Taman Ayun, jejak sejarah Hindu di Badung Bali dengan panorama sangat indah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung.id serta silahkan share tulisan ini agar banyak orang mengenal Badung. ***
Editor : Bramantyo