BADUNG, iNewsbadung.id - Renungan Harian Kristen, jangan mengeraskan hati ini mewarnai tulisan iNewsbadung.id, untuk menjadi berkat di tengah-tengah kehidupan dunia yang semakin sulit.
Tulisan Renungan Harian Kristen ini diharapkan juga mampu memberikan kedamaian, kelegaan hati bagi hati yang selalu rindu, haus dan lapar jamahan Tuhan.
Ketika hati penuh beban, berat dan tidak ada seorang pun yang mau mendekat, Renungan Harian Kristen ini semoga dapat membantu melepaskan jeratan masalah, dan semakin memperkuat iman pembaca di dalam Tuhan.
Yohanes 4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Sebuah peribahasa mengatakan "Ada ubi ada talas", berarti ada budi harus dibalas, mengingatkan kita agar selalu menghargai orang lain karena telah berbuat baik bagi kita.
Begitu juga yang dilakukan seorang perempuan Samaria kepada Yesus, dimana ia memberitakan tentang Yesus sesudah menerima pelajaran terpenting yakni air kehidupan.
Dalam perjalanan perempuan Samaria, justru banyak orang Samaria percaya kepada Tuhan Yesus (ayat 39).
Awalnya ia bukan perempuan baik, dan ditambah dari Samaria, yang dianggap orang Yahudi bukan bangsa pilihan.
Tetapi ia belajar banyak dari Tuhan Yesus tentang "Air Hidup yang memberikan kehidupan abadi, dan belajar menjadi manusia yang tidak mengeraskan hati untuk menerima "Air Hidup" sejati.
Di dalam masyarakat Timur Tengah, pertemuan atau perjumpaan di dekat sumur adalah sangat wajar (Kejadian 24: 10; Keluaran 2: 15).
Sumur-sumur, dianggap sebagai sumber mata air, dimana menjadi petunjuk jalan para pengembara di dalam dunia, bahkan bukan hanya sebagai tempat minum manusia, namun juga hewan-hewan, serta bekal perjalanan selanjutnya.
Percakapan Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria menjadi berita perjalanan rohani seseorang, dimana akhirnya menemukan "Sumber Air Rohani", yakni Tuhan Yesus.
Saat Tuhan Yesus berkata kepada "Berilah Aku minum" (ayat 7), Tuhan Yesus tahu jika perempuan Samaria itu hanya memiliki air duniawi.
Sehingga dialog dalam perjumpaan itu, Tuhan Yesus menawarkan "Air sorgawi atau Air Kehidupan", yang tidak dimiliki perempuan Samaria itu, yang akhirnya membuat perempuan itu bertobat, dan memberitakan kasih Tuhan.
Saat kita melihat dan merasakan karya serta kasih Tuhan dalam hidup, berarti kemurahan Allah telah memberi "Air Kehidupan" bagi perjalanan rohani kehidupan.
Kemampuan kitab dalam berbuat baik sangat ditentukan dari perspektif tentang karya dan perspektif kita yang akan mendorong melakukan perbuatan baik.
la melayani, mempersembahkan, meninggalkan kesenangan pribadi bersama keluarga, sahabat atau sanak
saudara, berjerih payah, dan lainnya untuk melayani Tuhan.
Orang-orang pun akan bertanya-tanya, untuk apa harus lelah mengurus jemaat, komisi, menyapu, menata gereja, menjadi tim penyemarak, song leader, tim uborampe ibadah, dan lainnya.
Mungkin ada juga yang bertanya jika semua itu membuang waktu, uang, kebahagiaan dan kebersamaan dengan keluarga.
Tapi berbeda jika kita bisa melihat, serta merasakan karya kasih Tuhan dalam hidup, maka ini semua akan menjadi motivasi, keteguhan, keikhlasan dan cinta kasih sejati dalam menjalankan pelayanan di gereja, keluarga ataupun masyarakat.
Kita juga bisa belajar dari perempuan Samaria, dimana ia seorang sederhana, tidak terpandang, tidak diperhitungkan komunitasnya, serta dianggap sampah masyarakat.
Tetapi ia tidak mengeraskan hati, mau memberitakan kasih Tuhan Yesus sebagai persembahan terbaik, karena melalui rasa syukur dan kesetiaan Tuhan Yesus dalam dirinya, sudah memotivasi serta mendorongnya melakukan terbaik untuk Tuhan.
Saat perempuan itu menerima "Air Kehidupan", ia segera pergi memberitakan semua orang (ayat 28,29), bahkan menjadi pemberita Injil.
Karena saat seseorang mampu merasakan kasih kesetiaan Tuhan dalam hidup, ia akan memanfaatkan waktu untuk hal-hal berguna dan membangun kehidupan, sebagai wujud pelayanan kepada Tuhan.
Salah satu cara terbaik untuk menghargai kesetiaan Tuhan adalah mempersembahkan waktu kita untuk melayani Tuhan.
Nah, semoga Renungan Harian Kristen, jangan mengeraskan hati ini bermanfaat bagi para pembaca, sehingga bisa mengubah hidupnya dari keras hati menjadi lembut hati.
Nantikan terus tulisan lain, hanya di iNewsbadung.id, serta share tulisan ini, agar semakin banyak orang tersentuh oleh jamahan Tuhan. ***
Sumber :
gkjdp
Editor : Bramantyo