Sementara itu, untuk sopir kedua yang karakternya lebih agresif, ditugaskan ketika penumpang sudah terlelap setelah makan.
“Sopir kedua ini sopir spion bahasanya. Karena dia biasanya bawa setelah lepas dari rumah makan. Setelah penumpang kenyang, kebanyakan dari mereka itu tidur. Kalau dua-duanya tenang, kapan sampainya,” jelas Ryan.
Menurutnya, komposisi dua sopir ini diberikan untuk memberikan keseimbangan. Menurut Ryan karakter air tidak bisa dipasangkan dengan air juga, begitu pun dengan karakter api.
“Jadi memang perusahaan yang menempatkan. Kalau orang lama kerja tuh gak bisa menentukan dia mau jalan kemana, karena perusahaan yang menilai dan perusahaan yang menentukan,” ungkapnya.
Selain itu, Ryan juga menjelaskan, para sopir bus biasanya harus menjaga kecepatan agar tidak terlambat sampai tujuan, karena daya jualnya ialah ketepatan waktu. Mengingat, para konsumennya rata-rata para pekerja dan pedagang yang ingin tepat waktu sampai tujuan.***
Editor : Dian Burhani