get app
inews
Aa Read Next : Tertinggi di Indonesia, Penggunaan Rokok Elektrik di Bali Datanya Mencapai Segini

Gara-gara Hal Ini, Pemerintah China Larang Penjualan Vape Rasa Buah

Jum'at, 07 Oktober 2022 | 16:36 WIB
header img
Pemerintah China melarang penjualan vape rasa buah kepada anak-anak (Foto: Pixabay)

CHINA, iNews.id - Inovasi untuk menciptakan aroma buah-buahan pada produk rokok elektrik, benar-benar menyebabkan produk tembakau buatan ini begitu laris manis di pasaran, termasuk di China.

Banyak kalangan termasuk anak-anak muda yang kemudian tertarik untuk mengonsumsi rokok rasa buah ini. Sehingga hal itu memunculkan keresahan tersendiri di masyarakat dan pemerintah.

Hal ini lantaran banyak dampak buruk dari sisi kesehatan yang kemungkinan ditimbulkan oleh rokok elektrik ini.

Yang tentunya akan jadi masalah tersendiri bila kemudian banyak anak muda yang menggalaminya akibat konsumsi vape.

Untuk itu otoritas Pemerintah China dalam hal ini Lembaga Pemerintahan untuk Regulasi Pasar (SAMR) telah mengeluarkan larangan penjualan rokok elektrik rasa buah-buahan.

"Larangan itu agar anak-anak muda kurang tertarik pada rokok elektrik," demikian SAMR dikutip media penyiaran China, Kamis 6 Oktober 2022.

Produsen rokok elektrik hanya diizinkan menggunakan 101 jenis adiktif yang telah disetujui sebelumnya untuk produk mereka, sebagai upaya mengurangi dampak terhadap kesehatan pengguna.

Dalam aturan baru yang berlaku efektif per 1 Oktober 2022 itu, produsen dan pedagang diwajibkan mendapatkan lisensi terlebih dulu, sebelum memproduksi dan memperdagangkan produknya.

Ada sekitar 400 pemasok, merek, dan eksportir yang telah mendapatkan lisensi pada 2 Oktober, seperti diberitakan lembaga penyiaran CNR.

Sebelum aturan baru tersebut diberlakukan, China telah melarang penjualan rokok elektrik secara daring untuk melindungi anak-anak.

Rokok elektrik rasa buah lebih disukai konsumen China daripada rasa tembakau tradisional.

Namun setelah diberlakukan aturan baru tersebut, SAMR memperkirakan penjualan rokok elektrik rasa buah bakal menurun hingga 50 persen, setidaknya sampai stok habis karena setelah itu tidak akan ditemukan lagi produknya.***

Editor : Klasik Herlambang

Follow Berita iNews Badung di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut