Waspada! Inilah Ciri-Ciri Orang yang Melakukan Pesugihan Buto Ijo, Nomor 1 Paling Mencolok

BADUNG, iNews.id - Bukan rahasia lagi banyak orang ingin cepat menjadi kaya raya dengan cara instan. Salah satunya dengan jalan pesugihan. Dan pesugihan Buto Ijo konon salah satu pesugihan paling favorit. Karena cepat membuat kaya raya penganutnya

Buto Ijo, makhluk yang konon bertubuh besar, kekar dan bewarna hijau ini merupakan salah satu jin yang cukup ditakuti. Tak hanya itu saja, sebagian orang yang ingin mendatangkan kekayaan secara instan maka mereka akan mengabdi atau melakukan pesugihan terhadap Buto Ijo.

Baca Juga

Kandang Bubrah Pesugihan Mengerikan yang Mengharuskan Pelaku Merenovasi Rumah hingga Akhir Hayat

Tentu saja setiap perbuatan harus ada konsekuensi yang ditanggung. Buto Ijo sendiri mereka akan meminta tumbal, apabila seserahannya dirasa kurang atau tidak suka. Maka imbalannya adalah nyawa salah seorang anggota keluarga yang melakukan pesugihan itu.

Ada banyak mitos dan rumor yang menyatakan, bahwa terdapat ciri-ciri yang menampakkan bahwa seseorang telah bersekutu dengan Buto Ijo. Lalu apa saja tandanya? Berikut Okezone rangkumkan beberapa di antaranya;

1. Cat rumah berwarna hijau terang

Pemilihan cat untuk mewarnai rumah memang selera masing-masing orang. Tapi tahukah Anda, ada yang menyebut jika rumah berwarna hijau terang benderang tandanya ia melakukan pesugihan dengan Buto Ijo.

Baca Juga

Mengungkap Laku Pesugihan di makam Ki Ageng Balak di Sukoharjo

Konon hal tersebut karena makhluk menyeramkan ini lebih suka sesuatu bewarna hijau. Menyesuaikan dengan dirinya, sekaligus sebagai tanda bahwa orang yang bersekutu dengannya memiliki kemiripan.

2. Punya sifat pelit

Biasanya orang yang melakukan pesugihan dengan Buto Ijo, ia memiliki sifat kikir atau pelit. Bahkan bersedekah pun mereka sangat enggan, padahal memberi kepada sesama akan menjadi pintu mendatangkan rezeki.

Meskipun orang yang pesugihan dengan Buto Ijo ini sangat kaya raya, tapi dia sangat enggan sedekah. Malahan sifat serakahnya kian menjadi, karena merasa tidak cukup dan takut hartanya berkurang.

Editor : Dian Burhani