SOLO, iNewsbadung.id - Festival Payung Indonesia (FESPIN) 2024 akan digelar Jumat (6/9/2024) sampai Minggu (8/9/2024), memadukan Wastra Nusantara dan payung tradisi.
Menurut Heru Mataya, Founder Mataya Art and Heritage Solo, sekaligus Founder Festival Payung Indonesia, keberadaan payung sudah dikenal sejak abad ke-8, berdasarkan pada relief Candi Borobudur.
Disebutkan Heru Mataya, festival bertema Catra Wastra ini, menghidupkan Indonesian Living Heritage, yang merupakan warisan tradisi yang hidup, yang siap diwariskan dari generasi ke generasi sebagai basis ekonomi kreatif, serta aset wisata masyarakat lokal.
"Perpaduan ini akan menghasilkan
eksplorasi visual artistik Nusantara dengan spirit kreativitas dan inovasi tiada henti," ujar Heru Mataya saat Jumpa Pers di Amphiteater, Taman Balekambang Surakarta, Rabu (4/9/2024).
FESPIN XI ini ditambahkan Heru akan menampilkan 87 pentas seni pertunjukkan, meliputi tari, musik dan fashion show dari 34 kota atau kabupaten, seperti Bengkulu, Lampung Tengah, Toraja, Kabupaten Belitung, Banyuasin (Sumatera Selatan) dan lainnya.
Pasar festival, pameran beragam produk craft dan fashion dijelaskan Heru Mataya akan dihadirkan dalama FESPIN XI, sebagai ragam ekspresi karya dari para kreator, UMKM dan artisan.
Festival yang digelar di taman yang dibangun KGPAA Mangkunegara VII pada tahun 1921 ini juga akan menghadirkan Pameran Sepayung Wastra, Pameran Catra Wastra, yang merupakan karya paduan payung tradisi dan wastra.
"Ada juga Pameran Payung Tradisi, Pameran Payung Kreasi dan Pameran Fotografi Esai Payung Juwiring," terang Heru.
Festival Payung Indonesia 2024 ini ditandaskan Heru sebagai wujud hubungan sister festival, antara Festival Payung Indonesia dengan Bo Sang Umbrella Festival (Thailand) sejak 2018.
Selain itu juga Sankamphaeng Culture Center yang akan berpartisipasi dalam Thai Cultural Show (Tari, Fashion Show, dan Lukis Payung).
Heru Mataya menyebutkan, FESPIN terus bertumbuh menjadi ruang pustaka yang hidup, menempatkan aktivitas literasi sebagai bagian penting festival, sehingga tahun ini FESPIN akan menerbitkan buku berjudul CATRA CITRA.
CATRA CITRA merupakan buku berisi tulisan dan foto-foto ragam payung Nusantara dan beberapa pembuat payung tradisi.
Sebelumnya, Heru menegaskan sudah menerbitkan buku Payung Tradisi Nusantara (FESPIN 2022) dan Kumpulan Cerpen dan Puisi (FESPIN 2023).
Melalui perhelatan ini, FESPIN berusaha mengeksplorasi tradisi payung Indonesia sampai batas terjauhnya, dengan melibatkan partisipasi beragam masyarakat.
Heru Mataya berharap, Festival Payung Indonesia bisa menjadi destinasi wisata untuk kreasi rekreasi, berbagi pengetahuan dan ide, serta berbagi jejaring kerja komunitas kreatif, sehingga dapat menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat.
Selain seni pertunjukan, kegiatan ini juga akan menghadirkan Pasar Kuliner Hijau, sebagai sajian kuliner menu makanan, minuman organik, serta makanan, minuman dan jajanan tradisional Nusantara.
Semoga tulisan tentang Festival Payung Indonesia 2024, Padukan Wastra Nusantara dan Payung Tradisi, dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait