SOLO, iNewsbadung.id - Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) atau Lembaga Resiliensi Bencana dan Lingkungan Hidup (LRB-LH) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta gelar workshop penanggulangan bencana.
Menurut Ketua MDMC Kota Solo, Teguh Wahyuhi, S.Sos., workshop One Muhammadiyah One Response (OMOR) ini diadakan untuk memberikan pemahaman kepada ranting, cabang dan amal usaha Muhammadiyah, termasuk ortom bahwa kebencanaan merupakan milik bersama.
“Apabila kita bisa bersama-sama memberikan bantuan kepada masyarakat maka akan menjadi kekuatan besar Muhammadiyah," ujar Teguh Wahyuhi.
Teguh Wahyuhi juga mengajak para peserta workshop memaksimalkan semua potensi dalam memberikan bantuan kepada masyarakat.
MDMC disebutkan Teguh Wahyuhi merupakan fasilitator yang mengkoordinir sesuai kapasitas masing-masing.
Tindak lanjut workshop hari ini adalah latihan gabungan event simulasi bencana, di mana semua elemen dilibatkan dengan latihan bersama.
Kegiatan ini diharapkan membentuk jamaah tangguh, di mana ranting dan cabang menjadi kekuatan untuk melakukan respon pertama kali di masyarakat.
Sementara Sekretaris BPBD Kota Surakarta, Heri Sutoyo, S.E., memberikan apresiasi workshop yang diikuti 250 peserta ini, karena memiliki manfaat sangat besar dalam pengurangan resiko bencana.
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta, Drs. H. M. Joko Riyanto, S.H., M.M., M.H., merasa senang dan bangga terkait pelaksanaan workshop kebencanaan OMOR, yang menjadi gambaran Muhammadiyah yang selalu merespon cepat.
"Semoga kader-kader Muhammadiyah selalu sehat, bahkan selalu entengan, ora itungan," ujar Joko Riyanto.
Workshop ini diungkapkan Joko Riyanto untuk meningkatkan kemampuan SDM dalam merespon dengan cepat jika terjadi bencana.
Ditambahkan Joko Riyanto, perlengkapan lengkap dan SDM yang cerdas membuat masyarakat benar-benar menerima lembaga.
Joko Riyanto mengatakan, keberadaan MDMC Muhammadiyah diharapkan dapat dirasakan masyarakat.
Ketua LRB PP Muhammadiyah, Budi Setiawan menegaskan pentingnya memiliki prespektif yang baik saat terjadi bencana, karena prespektif yang keliru dapat memicu bencana ganda.
Menurut Budi Setiawan, sebagian umat muslim memiliki pandangan kurang pas terhadap bencana, seperti mengaitkan bencana dengan maksiat.
“Bencana terjadi jika kita tidak mengenal alam, kurang efektif beradaptasi, kurang tepat melakukan estimasi perkiraan resiko dan kurang siap mengantisipasi kondisi terburuk, sehingga menjadi parah jika masyarakat menjadi korban,” terang Budi Setiawan.
Budi Setiawan mengajak para peserta untuk memahami, memaknai dan menyikapi bencana secara positif, karena bencana merupakan kasih sayang Allah SWT agar manusia lebih mengenal alam.
Disebutkan Budi Setiawan, manusia harus siap menghadapi bencana, termasuk menyikapi bencana dengan bersama-sama menolong.
Pengelolaan bencana dengan tindakan preventif sangat diperlukan, diantaranya adalah memahami penyebab terjadinya bencana dan memahami peran manusia.
Tindakan praktis penanggulangan bencana antara lain mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan penilaian bahaya, kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
Penyelamatan jiwa ditegaskan Budi Setiawan sangat penting, karena jika menyelamatkan satu jiwa seseorang, berarti memiliki nilai sama dengan menyelamatkan seluruh umat manusia.
Wakil Ketua LRB PP Muhammadiyah, Indrayanto juga melihat pentingnya kader Muhammadiyah memahami tahapan penanganan darurat bencana.
Menurut Indrayanto, penanganan darurat bencana merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan segera saat kejadian bencana, sehingga dapat menangani dampak buruk yang ditimbulkan.
Kegiatan yang dilakukan yakni penyelamatan, evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, pengurusan pengungsi, perlindungan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
“Tahapan penanganan darurat bencana meliputi fase siaga darurat, fase tanggap darurat dan fase transisi darurat ke pemulihan, di mana hal ini dapat dilakukan dengan konsolidasi OMOR dan pembagian peran OMOR saat tanggap darurat,” urai Indrayanto.
Indrayanto menambahkan MDMC memiliki kewajiban membangun kemitraan dan menjalankan koordinasi sebagai perwujudan keputusan tanfidz dan keputusan muktamar.
OMOR diwujudkan dengan kesepahaman untuk membangun ketangguhan, memudahkan pananganan dan penguatan kapasitas berkelanjutan.
Penanganan darurat bencana dilakukan dengan memperhatikan faktor pengurangan resiko bencana.
Sedangkan Ketua LRB Muhammadiyah Wilayah Jawa Tengah, Istanto menyebutkan konsep jamaah tangguh bencana, serta pentingnya kolaborasi dalam penanganan bencana.
Usai workshop, kegiatan yang dilakukan belum lama ini diakhiri dengan penandatangan komitmen bersama semua elemen Muhammadiyah, mulai dari cabang, ranting, ortom dan AUM.
Semoga tulisan tentan MDMC Kota Solo Ajak Berikan Manfaat, Gelar Workshop Penanggulangan Bencana, dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait