BADUNG, iNewsbadung.id - Kabupaten Badung, Bali memiliki 17 desa wisata yang patut dibanggakan, salah satunya adalah Desa Wisata Pangsan.
Desa Wisata Pangsan adalah desa wisata berkonsep agro wisata, di mana suasana pedesaannya sangat kental terlihat pada hamparan sawah yang luas dan asri.
Selain menyuguhkan pemandangan alam dengan hamparan sawah yang luas dan eksotik, desa ini juga kental dengan baluran seni dan budaya.
Desa yang memiliki 809 kepala keluarga (KK) hingga kini selalu memegang dan mempertahankan tradisi dan budaya, seperti Upacara Ngenar.
Upacara Ngenar merupakan upacara membuat bubur, yang sering disebut dengan endar dari sarana dan upakara lain.
Pembuatan bubur dilakukan oleh anak-anak yang masih berusia 9 hingga 10 tahun di Pura Puseh Pingit, di mana upacara ini dilaksanakan 15 hari sebelum Hari Raya Galungan.
Tradisi lain adalah Nyerahane Saye, di mana tradisi ini dilakukan proses serah terima pembantu kelian di Pura Puseh Pingit dengan Upacara Malang.
Upacara Malang adalah memasak ayam dengan cara direbus, diolah dengan kelapa yang sudah diparut sebelumnya, ditambahkan gula Bali manis dan bumbu-bumbu lain.
Tidak hanya mempertahan tradisi dan budaya, Desa Wisata Pangsan juga memiliki wisata edukasi terkenal, yakni Metekap.
Metekap merupakan salah satu cara membajak sawah secara tradisional, di mana wisatawan akan diajak menikmati sensasi membajak sawah dengan menunggangi kerbau ataupun sapi.
Di samping belajar membajak, wisatawan juga mendapatkan edukasi bertani dan berkebun secara tradisional.
Wisata lain adalah cycling trip, yang merupakan salah satu atraksi wisata, di mana wisatawan bisa menikmati suasana alam dan kegiatan masyarakat dengan berkeliling Desa Pangsan menggunakan sepeda.
Selain itu, di Desa Pangsan wisatawan bisa berpartisipasi langsung membuat kerajinan tangan seperti karya seni rajutan.
Semoga tulisan tentang melongok Desa Wisata Pangsan Badung Bali, bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Sumber :
Jadesta Kemenparekraf
pangsanbaliblog
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait