SOLO, iNewsbadung.id - Tingkatkan profesionalisme guru, tim riset grup kreativitas bahasa dan sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) gelar Penelitian Tindakan Kelas bagi guru-guru di jenjang PAUD, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian wajib bagi guru di jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA untuk mengaplikasikan salah satu dari empat kompetensi guru, yaitu kompetensi profesional, guna meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
Dalam rilisnya, Dr. Nugraheni Eko Wardani, M.Hum., Ketua Kegiatan Pengabdian Masyarakat mengatakan, bahwa sebagai seorang guru, juga berposisi sebagai peneliti di mana penelitian dapat dilaksanakan secara kolaborasi dengan rekan guru, sehingga perbaikan mutu pembelajaran di kelas dapat dialami bersama antar guru.
Melalui kegiatan penelitian tindakan kelas, guru diajak mengasah keterampilan menulis, terutama menulis proposal penelitian yang baik dan menyusun laporan hasil penelitian secara komprehensif.
Ditambahkan Nugraheni, penelitian tindakan kelas juga memiliki kontribusi nyata untuk menaikkan jenjang karir dan jabatan seorang guru.
Ketika guru aktif melakukan penelitian dan perbaikan kualitas pembelajaran di kelas, maka kualitas pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik juga akan semakin baik.
Penulisan penelitian tindakan kelas juga memacu guru untuk banyak membaca buku referensi terkait model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, penilaian pembelajaran, kurikulum, dan sebagainya.
Semakin banyak membaca, maka semakin luas wawasan guru untuk dituliskan dalam proposal penelitian tindakan kelas yang disusun, di mana keberhasilan penulisan proposal penelitian tindakan kelas berkaitan erat dengan suksesnya kenaikan jenjang karir dan jabatan guru selanjutnya.
Namun, jika guru tidak pernah melaksanakan penelitian tindakan kelas, maka jenjang karir juga akan mengalami hambatan.
Ketua Riset Grup Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., dalam sambutannya mewakili UNS mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas bukan untuk meningkatkan pembelajaran siswa, tetapi untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Menurut Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., melalui penelitian tindakan kelas, guru dapat memahami kelemahan pembelajaran yang selama ini dilakukan, sehingga berusaha mencari solusi mengatasi masalah pembelajaran melalui perbaikan model atau metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penilaian pembelajaran, agar pembelajaran menarik bagi peserta didik.
Di hadapan guru-guru MGMP Bahasa Indonesia SMP Kota Surakarta, Dr. Nugraheni Eko Wardani, M.Hum juga
mengingatkan, bahwa sebelum menulis judul terlebih dahulu perlu menyusun identifikasi masalah pembelajaran di kelas.
Nugraheni mengatakan, identifikasi masalah pembelajaran di kelas dapat dicermati melalui beberapa cara, seperti wawancara guru, peserta didik, data pretes, dan pengamatan, di mana masalah pembelajaran dapat terkait motivasi peserta didik, hasil belajar peserta didik, dan keterampilan peserta didik.
Selanjutnya, ditambahkan Nugraheni perlunya analisis masalah, urgensi masalah, alternatif solusi masalah, dan terakhir penyusunan judul, karena hakikatnya penelitian tindakan kelas dimulai dari kegiatan perencanaan.
"Setelah disusun judul, guru atau peneliti tinggal menyusun latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian berdasar identifikasi masalah, analisis masalah, urgensi masalah, dan alternatif solusi," ujarnya.
Selain mengajarkan cara penyusunan judul penelitian tindakan kelas, ibu satu putri dan satu putra ini juga menjelaskan penyusunan latar belakang masalah, penyusunan rumusan masalah, penyusunan tujuan penelitian, serta penyusunan manfaat penelitian tindakan kelas.
Sementara Dr. Sugit Zulianto, M.Pd., dosen FKIP UNS mengajak peserta memahami penyusunan teori dan kerangka berpikir penelitian tindakan kelas, dimana teori-teori di dalamnya hendaknya dikutip dari buku-buku dan jurnal mutakhir lima tahun terakhir.
Sugit Zulianto menjelaskan, pembacaan jurnal, baik jurnal nasional maupun internasional dirasa perlu karena berdasar artikel-artikel tersebut peneliti dapat mengetahui penelitian tindakan kelas yang pernah dilaksanakan sebelumnya di sekolah-sekolah lain.
"Penelitian sebelumnya dapat menjadi catatan kebaruan penelitian dibandingkan penelitian sebelumnya, karena penyusunan kerangka berpikir merupakan kerangka logika,' ujar Sugit belum lama ini di Aula SMP Negeri 17 Surakarta.
Dr. Chafit Ulya, M.Pd., salah satu pembicara sekaligus dosen FKIP UNS menjelaskan metode penelitian tindakan kelas, termasuk sebagai metode penelitian kualitatif naturalistik yang disusun dalam siklus-siklus.
Disebutkan Chafit Ulya, siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, di mana indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah jika peserta didik mencapai KKM/KKTP pada proses pembelajaran dan hasil pembelajaran yang ditetapkan.
Karena itu, jumlah siklus dalam penelitian tindakan kelas tidak dapat ditentukan sebelum dilaksanakan penelitian.
Kegiatan bertema Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kurikulum Merdeka untuk Guru Sekolah Menengah Pertama ini juga menghadirkan Titi Setiyoningsih, S.Pd., M.Pd., dosen FKIP UNS., yang mengangkat penyusunan referensi dan penyusunan lampiran dalam penelitian tindakan kelas.
Menurut Titi, sitasi penting dilakukan seorang peneliti sebagai bukti ilmiah sebuah karya, karena itu penulisan referensi sebaiknya menggunakan mendeley dengan APA model edisi 7.
Penulisan referensi menggunakan mendeley disebutkan Titi dapat mempermudah guru menyusun referensi setiap tulisan secara benar, dengan catatan, lampiran yang perlu disertakan adalah RPP setiap siklus, materi pembelajaran, instrumen penelitian, data penelitian, serta foto bukti penelitian per siklus.
Pembelajaran penyusunan proposal penelitian tindakan kelas bagi guru ini dilakukan dosen-dosen FKIP UNS dalam Riset Grup yang merupakan kelompok bagi dosen yang dibentuk Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat atau LPPM UNS, sesuai pengajaran di era industri 4.0.
Kegiatan ini juga dihadiri Koordinator MGMP Bahasa Indonesia SMP Kota Surakarta, Dra. Liestyani Damayanti, M.Pd., serta Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP Kota Surakarta, Rini Dwi Haryati, S.Pd.
Semoga tulisan tentang tingkatkan profesionalisme guru, Tim Riset Grup Kreativitas Bahasa dan Sastra Indonesia UNS gelar penelitian tindakan kelas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Silahkan share tulisan ini dan nantikan selalu tulisan-tulisan lain hanya di iNewsbadung.is sehingga semakin banyak orang mengetahui informasi menarik lainnya. ***
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait