Kidung Rumekso ing Wengi, Mantram Magis Penolak Bala Ajaran Sunan Kalijaga

Airlangga Maryanto
Makan Sunan Kalijaga di Demak, salah satu Wali Songo yang melahirkan Kidung Rumekso ing Wengi. Foto : Pilgrimages

DEMAK, iNewsbadung.id - Kidung Rumekso ing Wengi, sebuah tembang atau kidung bernuansa magis diciptakan Sunan Kalijaga salah seorang Wali Songo yang dikenal sakti dan menjadi guru para trah raja. 

Sebagian besar masyarakat Jawa sampai sekarang Kidung Rumeksa ing Wengi dipercaya sebagai sebuah kidung yang mempunyai kekuatan magis mampu menolak bala.

Dilansir iNewsbadung.id dari buku Jejak Para Wali, konon Sunan Kalijaga mempunyai kebiasaan suka menjelajahi seluruh wilayah Demak, dimana saat menjelajah itu, di malam-malam sunyi Sunan Kalijaga akan menembangkan Kidung Rumeksa ing Wengi. 

Dengan kesaktiannya, kidung itu mampu terdengar sangat jauh, sehingga rakyat Demak menjadi tenang, sebaliknya bagi maling, perampok dan setan sekalipun akan menyingkir.

Kidung Rumeksa ing Wengi karya Sunan Kalijaga ini bertujuan untuk menyingkirkan segala bentuk gangguan, baik mara bahaya yang tampak maupun yang sifatnya tidak kasatmata seperti santet dan teluh. 

Disamping itu, Kidung Rumekso ing Wengi juga dimaksudkan untuk mengingatkan manusia agar selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga terhindar dari kutukan dan malapetaka.

Bunyi Kidung Rumeksa ing Wengi yang bernuansa magis itu adalah sebagai berikut :

Ana kidung rumeksa ing wengi
teguh hayu luputa ing lara 
luputa bilahi kabeh
Jin setan datan purun
paneluhan tan ana wani
niwah panggawe ala
gunaning wong luput
geni atemahan tirta
maling adoh tan ana ngarah ing mami
guna duduk pan sirno

Artinya : 
Ada kidung doa permohonan di tengah malam. Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit. Terbebas dari segala petaka. Jin dan setan pun tidak mau mendekat. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat, guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuri pun menjauh dariku. Segala bahaya akan lenyap.

Napasku nabi Ngisa linuwih. Nabi Yakup pamiryarsaningwang. Dawud suwaraku mangke. Nabi brahim nyawaku. Nabi Sleman kasekten mami. Nabi Yusuf rupeng wang. Edris ing rambutku

Baginda Ngali kuliting wang.
Abubakar getih daging Ngumar singgih.
Balung baginda ngusman.

Artinya : 
Nafasku Nabi Isa yang teramat mulia. Nabi Yakub pendengaranku. Nabi Daud menjadi suaraku. Nabi Ibrahim sebagai nyawaku. Nabi Sulaiman menjadi kesaktianku. Nabi Yusuf menjadi rupaku. Nabi Idris menjadi rupaku. 

Ali sebagai kulitku. Abu Bakar darahku dan Umar dagingku. Sedangkan Usman sebagai tulangku.

Sunan Kalijaga adalah seorang wali yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa, yang lahir sekitar tahun 1450 Masehi. 

Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban, keturunan Ronggolawe dimana  Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam. 

Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Syahid, dimana Sunan Kalijaga juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.

Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya, dimana masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon.

Ya, Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati, sehingga kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam (kungkum) di sungai (kali) atau “jaga kali”.

Namun ada versi lain mengisahkan nama Kalijaga adalah pemberian Sunan Bonang setelah menyadarkan Sunan Kalijaga dari seorang berandal bernama Lokajaya. 

Berandal Lokajaya tetap setia menjaga tongkat Sunan Bonan sambil bertapa di tepi kali (sungai) selama tiga tahun, sehingga membuat Sunan Bonang terharu, sehingga mengangkat  Berandal Lokajaya menjadi murid dan diberi gelar Kalijaga.

Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun, sehingga Sunan Kalijaga mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon, Banten, bahkan Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. 

Sunan Kalijaga ikut merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak, dimana  tiang “tatal” atau pecahan kayu  merupakan salah satu tiang utama Masjid Demak adalah kreasi Sunan Kalijaga. 

Dalam dakwanya, Sunan Kalijaga mempunyai pola yang sama dengan guru sekaligus sahabat dekatnya yaitu  Sunan Bonang.

Sementara paham keagamaan Sunan Kalijaga cenderung sufistik berbasis salaf, bukan sufi panteistik atau pemujaan semata, namun Sunan Kalijaga juga memilih kesenian dan kebudayaan untuk sarana berdakwah.

Sunan Kalijaga sangat toleran pada budaya lokal dan berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendirian, sehingga harus didekati secara bertahap, mengikuti sambil mempengaruhi. 

Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama akan hilang, karena itu ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam.

Sunan Kalijaga menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah, sehingga Sunan Kalijaga pula yang memulai gagasan adanya perayaan Sekatenan, Grebeg Maulud.

Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk jadi Raja, serta lanskap atau tata kota pusat kerajaan yang berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga, yang dimakamkan di Kadilangu, selatan Demak.

Metode dakwah tersebut sangat efektif, sehingga sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga, seperti Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang. 

Semoga tulisan ini Kidung Rumekso ing Wengi, mantram magis penolak bala ajaran Sunan Kalijaga ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Nantikan selalu tulisan-tulisan lain hanya di iNewsbadung.id, serta silahkan share tulisan ini. ***

Editor : Asarela Astrid

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network