Dirasa sudah mampu memanggil seorang pendeta, maka dipanggillah Guru Injil Mitrotanojo untuk ditahbiskan menjadi Pendeta pertama di GKJ Wonogiri, pada 21 Oktober 1937.
Kehadiran Pendeta pertama, Pdt. Mitrotanojo membawa perkembangan luar biasa Injil di Wonogiri, maka Zending memberikan tanah untuk gereja dan rumah pendeta.
Sampai akhir hayatnya, 15 April 1956, Pdt. Mitrotanojo telah menggembalakan jemaat Wonogiri mencapai 350 warga.
Di tahun 1966 sampai tahun 1969, terjadilah “tuaian besar-besaran”, dimana banyak jiwa baru berhasil diselamatkan di pelosok-pelosok daerah Wonogiri, terutama di wilayah Kecamatan Sidoharjo dan Girimarto.
Tuaian pun mencapai puncaknya pada 26 Mei 1969, yaitu diadakannya baptisan massal di Balai Desa Girimarto, dimana tidak kurang dari 447 orang berhasil dibaptis yang dilayani enam orang pendeta, antara lain Pdt. Hastosumarno (GKJ Wonogiri) Pdt. Atmorejoko (GKJ Sukoharjo), Pdt. Reksodarmojo (GKJ Margoyudan), Pdt. Edi Trimodo Rumpoko (GKJ Margoyudan), Pdt. Sei Tiang Tjawin (GKI Wonogiri), dan Pdt. Benu (Pendeta Angkatan Darat (PPK).
Berkat tuaian jiwa-jiwa baru itu, jemaat GKJ Wonogiri telah berkembang menjadi 3000 jemaat, dengan 16 tempat kebaktian.
Selanjutnya, awal tahun 1972 Pdt. Hasto Sumarto, pendeta kedua GKJ Wonogiri yang telah berhasil menjadi inspirator tuaian massal mulai memasuki masa Emiritus, sehingga tanggal 2 Agustus 1973, Suyadi Hadinugroho B.Th ditahbiskan menjadi pendeta ketiga di GKJ Wonogiri.
Editor : Asarela Astrid
Artikel Terkait