BADUNG, iNewsbadung.id - Kiamat pasti akan datang. Namun kapan kiamat itu tiba, hanya ALLAH SWT saja yang tahu.
Bahkan para nabi dan malaikat itupun tak ada yang mengetahui kapan kiamat itu tiba. Hanya ALLAH SWT yang mengetahui secara pasti kapan kiamat itu tiba.
Sudah Tahun 2023 belum juga Kiamat. Lalu, apa hikmah di balik ini? Mari kita simak paparan pengasuh Rumah Fiqih Indonesia Ustaz Ahmad Sarwat Lc MA berikut ini.
Nabi Muhammad SAW disebut sebagai Nabi akhir zaman, salah satunya karena kedekatan masa kenabian Beliau dengan akhir zaman itu sendiri.
Bahkan kemunculan Nabi shollallohu 'alaihi wasallam sendiri justru bagian dari tanda-tanda Kiamat.
Sebegitu dekatnya sehingga digambarkan seperti antara jari telunjuk dan jari tengah saja.
بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ، وَيُشِيرُ بِإِصْبَعَيْهِ فَيَمُدُّ هُمَا
"Jarak diutusnya aku dan hari Kiamat seperti dua (jari) ini." Beliau memberikan isyarat dengan kedua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah), lalu merenggangkannya." (HR Al-Bukhari)
Dalam Hadits lain disebutkan:
بُعِثْتُ فيِ نَسْمِ السَّاعَةِ
"Aku diutus pada awal embusan angin Kiamat."
Ketika para sahabat mengetahui bahwa kenabian Muhammad SAW menjadi tanda bahwa Kiamat akan segera terjadi, mereka pun bertanya langsung kepada Beliau, kapan tepatnya Kiamat itu akan terjadi?
Tentu saja Nabi tidak bisa menjawab kapan tepatnya, namun jawabannya justru datang langsung dari Allah.
Memang jawabannya tidak menyebutkan tanggal, hari, bulan dan tahun, tetapi dijawab boleh jadi waktunya sudah dekat.
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
Artinya: "Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya." (QS. Al-Ahzab ayat 63)
Kalau kita teruskan membaca betapa dekatnya Kiamat, pastilah kita akan mengatakan bahwa setidaknya begitu Nabi wafat, segeralah kiamat terjadi.
Faktanya sampai wafatnya Abu Bakar radhiyallahu 'anhu yang menjadi Khalifah pengganti kepemimpinan Nabi selama dua tahun, belum kiamat-kiamat juga.
Kepemimpinan diteruskan oleh Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, namun sampai 10 masa kepemimpinan beliau hingga wafatnya, dan lagi-lagi kiamat masih tertunda.
Padahal itu sudah 12 tahun sejak Nabi wafat. Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu kemudian menggantikan Umar hingga 12 tahun lamanya.
Namun sampai Beliau menutup mata, rupanya Allah masih juga menunda Kiamat. Kepemimpinan umat Islam diteruskan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu.
Namun sampai wafat 5 tahun kemudian, Kiamat masih ditunda lagi.Total sudah 29 tahun berlalu dari masa kenabian.
Orang mulai bertanya-tanya, katanya Kiamat sudah dekat, bahkan sedekat telunjuk dengan jari tengah.
Ternyata meski Nabi sudah berpulang 29 tahun, belum Kiamat-kiamat juga. Padahal masa kenabian Muhammad SAW hanya 23 tahun saja.
Ini tentu sudah jauh di luar ekspektasi banyak orang. Apakah Allah punya rencana lain? Kita tidak ada yang tahu.
Berikutnya datanglah masa Dinasti Bani Umayah. Mereka berkuasa hingga 90 tahun, berganti dengan dinasti Bani Abbasiyah yang berkuasa tidak kurang dari 500-an tahun.
Diteruskan Dinasti Utsmaniyah hingga bubar di Tahun 1924. Dan Kiamatnya masih belum terjadi.
Kemarin masyarakat dunia baru saja merayakan malam tahun 1 Januari 2023.
Dan lagi-lagi Kiamat belum juga terjadi. Jarak antara wafatnya Nabi ke masa kita sudah lebih dari 14 abad lamanya. Lebih dari 1.400 tahun.
Dan selama itu tak seorang Nabi pun diutus, sebab Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir dan Nabi akhir zaman.Kalau dihitung-hitung, 1.400 tahun adalah jarak terjauh kekosongan yang dialami peradaban manusia.
Sebelumnya jarak terjauh adalah antara Nabi ke Nabi Isa, yang kurang lebih 600-an saja.
Tapi dari Nabi Muhammad ke masa kita sekarang, jaraknya 1.400 tahun. Dan belum Kiamat juga sampai hari ini.
Apa Hikmah Di Balik Ini?
1. Allah Ta'ala Maha Benar ketika mengatakan bahwa Kiamat itu rahasia Allah. Kapan akan terjadi, tak seorang pun yang tahu. Bahkan Nabi pun juga tidak diberi tahu sama sekali.
2. Meski demikian, kita tetap meyakini sebagai muslim bahwa Kiamat pasti terjadi. Yang pasti tugas kita bukan mempertanyakan kapan terjadinya. Tugas kita hanya meyakininya. Itu saja, titik tidak pakai koma.
3. Boleh jadi melihat sejarah selama ini, Kiamat baru terjadi seribu, dua ribu bahkan sepuluh ribu tahun lagi. Semua jadi tidak terlalu penting bagi kita.Maka tidak perlu kita repot-repot berlatih perang pakai baru gara-gara persiapan menghadapi Kiamat.
Tidak perlu juga jualan sensasi huru-hara Kiamat. Soalnya semua hadits yang digunakan sudah ada sejak Nabi SAW masih hidup 14 abad yang lalu.
Jangan dipikir baru kemarin sore muncul hadits terkait Kiamat. Dan sepanjang 14 abad ini, seluruh umat Islam sudah membahasnya panjang kali lebar.Dan faktanya Kiamat pun belum terjadi sampai sekarang.
4. Yang kita perlu pikirkan adalah bagaimana agar kita bisa istiqamah menjalankan risalah dan Syariat warisan masa kenabian 14 abad yang lalu, meski kita berada di masa kekinian.
Tentunya butuh kerja keras para fuqaha dan mujtahid kekinian yang ekspert dalam membaca Al-Qur'an sekaligus membaca zaman.
Tantangannya bahwa Al-Qur'an dan Hadits itu turun di masa kenabian, sudah terbukti bisa menjawab segala masalah di masa kenabian.Lalu bagaimana Al-Qur'an ini bisa menjawab masalah kekinian?
Tentu bukan jawaban yang sederhana. Perlu berlapis ilmu untuk bisa mengurai satu per satu.
Tantangannya adalah kita butuh ilmu fiqih kontemporer yang berdasarkan kajian ilmiah dan analisa yang tajam dan bisa dipertanggung-jawabkan.Kita tidak butuh jawaban yang sifatnya cocokologi. Semoga ulasan ini bermanfaat.
***
Editor : Dian Burhani
Artikel Terkait