JAKARTA, iNewsBadung.id - Sebagai salah satu mahluk mikroskopis, tungau kerap memunculkan masalah pada kesehatan manusia, terutama yang memiliki alergi.
Karena itulah sebuah penanganan khusus perlu dilakukan secara rutin pada perabotan di rumah, agar bersih dari tungau.
Hanya saja bentuknya yang sangat kecil, dan terkadang tidak terlihat, membuat proses pembersihan binatang ini berjalan kurang maksimal.
Diperlukan sebuah alat vakum khusus untuk bisa menyedot binatang yang dalam aktifitasnya biasa memakan sisa-sisa kulit mati manusia ini.
"Dengan alat vakum biasa, seringkali hanya akan menyedot bagian permukaan saja. Sedangkan tungau banyak yang berada di bagian yang lebih dalam dari perabot kita," ujar Pratiwi Halim, Founder HydroClean dalam sebuah acara daring, seperti dilansir dari Antara pada 6 Oktober 2022.
Karenanya Tiwi merekomendasikan orang-orang membersihkan furnitur di rumah mereka dari tungau sebulan sekali bila ada anggota keluarga yang memiliki alergi tungau.
"Tetapi kalau tidak punya risiko alergi, tetap harus dibersihkan 3-6 bulan sekali. Enggak berarti kalau tidak ada alergi tidak dibersihkan," lanjutnya.
Menurut Tiwi, tungau sebagai pencetus alergi selalu ada di furnitur dan berkembang biak. Karena itu bukan tidak mungkin di dalam satu sofa bisa terdapat berjuta-juta tungau.
Selain penggunaan alat vakum khusus, Tiwi mengatakan, teknik yang dilakukan dalam membersihkan tungau juga penting. Para profesional, sambung dia, biasanya sudah paham untuk membersihkan bukan hanya di satu sisi tapi di semua sisi furnitur.
Menurut Mayo Clinic, tungau terlalu kecil untuk dilihat tanpa mikroskop. Makhluk ini memakan sel-sel kulit mati manusia, dan mereka berkembang biak di lingkungan yang hangat dan lembap.
Di sebagian besar rumah, barang-barang seperti tempat tidur, furnitur berlapis kain, dan karpet menyediakan lingkungan yang ideal untuk tungau debu.
Alergi tungau debu dapat berupa gejala ringan hingga parah. Kasus ringan alergi tungau debu dapat menyebabkan hidung meler, mata berair, dan bersin sesekali.
Pada kasus yang parah, kondisi ini mungkin berlangsung terus-menerus (kronis), mengakibatkan bersin terus-menerus, batuk, hidung tersumbat, tekanan pada wajah, eksim yang berkobar, atau serangan asma yang parah.***
Editor : Klasik Herlambang