Asal-Usul Gunung Kemukus Lokasi Favorit Para Pencari Pesugihan Berbalut Kenikmatan

Bramantyo
Wajah Gunung Kemukus setelah renovasi saat ini. Dulunya lokasi ini kerab dijadikan lokasi prostitusi berkedok ziarah untuk mencari pesugihan (Foto: Tangkapan layar Youtub)

SRAGEN, iNewskaranganyar.id - Sebelum berubah wujud, Gunung Kemukus yang terletak di Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah ini termasuk salah satu lokasi favorit orang untuk mencari pesugihan atau kekayaan dengan jalan pintas.

Berbeda dengan lokasi pesugihan lainnya, ritual mencari pesugihan di Gunung Kemukus ini bisa dikatakan banyak disukai oleh pencari kekayaan. Terutama para hidung belang.

Pasalnya, di Gunung Kemukus, pencari pesugihan diharuskan untuk berhubungan badan dengan orang lain selama tujuh kali. Dengan kata lain, bila pencari pesugihan itu pasangan suami istri, maka sang suami harus mengiklasakan istrinya di gauli oleh pria lain, begitu pula sebaliknya.

Sebelum Gunung Kemukus dilarang keras oleh Pemerintah Sragen sebagai lokasi prostitusi terselubung berkedok ziarah, orang harus ekstra keras untuk bisa ke Gunung Kemukus. Pasalnya, Gunung Kemukus ini terletak di sekitar waduk Kedungombo. 

Sehingga, bila air waduk penuh, peziarah harus menyeberang dengan menggunakan perahu. Bahkan di lokasi tersebut dibangun dermaga untuk lokasi penyebarangan.

Namun bila kondisi air surut dan mengering, peziarah bisa melalui jalan darat dengan melewati jembatan. Karena perahu yang digunakan untuk menyebrangi para peziaran tak bisa digunakan karena kondisi waduk kering..

Gunung kemukus sendiri memiliki beragam versi cerita. Salah satu diantaranya dan dipercaya oleh masyarakat sekitar adalah  makam dari Pangeran Samudro, salah satu putra dari Raja Majapahit yang  terakhir dari seorang selir.

Menurut cerita yang dihimpun iNewskaranganyar.id dari beberapa warga desa yang tinggal di sekitar gunung Kemukus. Salah satunya adalah Pardi (50). Pardi mendengar cerita dari ayahnya, konon  pada saat akhir runtuhnya kejayaan Majapahit, yang di serang oleh Raden Patah dari Demak,  Pangeran Samudro dan ibunya ikut ke Demak.

Selama tinggal di Demak, Pangeran Samudro belajar ilmu agama islam dengan bantuan dari  dari Sunan Kalijaga. Setelah dirasa cukup, pangeran Samudra diminta untuk menimba ilmu agama Islam kepada Kyai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu. 


Setelah direnovasi, Gunung kemukus jadi tempat wisata keluarga (Foto: Tangkapan layar Youtube)

Sekian lama menimba ilmu dan dirasa cukup, akhirnya Pangeran Samudra berniat pulang kembali ke Demak.

Dalam perjalanan pulang mereka melewati Desa Gondang Jenalas (sekarang wilayah Gemolong) niatnya hanya berhenti sejenak untuk beristirahat. Namun akhirnya Pangeran Samudro tinggal lebih lama lagi untuk mensyiarkan agama Islam di Desa tersebut.

Setelah dirasa cukup, perjalanan di lanjutkan kembali, namun dalam perjalanan tersebut, Pangeran Samudra jatuh sakit. Karena tak kuat menahan sakit akhirnya berhenti di  Dukuh Doyong (sekarang wilayah Kecamatan Miri) dan akhirnya  Pangeran Samudro meninggal dan jasatnya dimakamkan di perbukitan dukuh Miri.

Oleh masyarakat lokasi bekas perawatan/peristirahatan Pangeran Samudro didirikan desa baru dan diberi nama “Dukuh Samudro” yang sampai kini terkenal dengan nama “Dukuh Mudro”.

Semula makam Pangeran Samudro masih sangat sepi  karena masih berupa hutan, dan masih banyak dihuni oleh binatang-binatang buas.

Lambat laun masyarakat mulai mulai banyak mendiami desa tersebut. Dan asal usul nama gunung kemukus karena masyarakat sering melihat diatas bukit tempat makam Pangeran sering terlihat kabut hitam seperti asap yang berbentuk kukusan (tempat mengukus nasi terbuat dari bambu).

Kabut itu terlihat menjelang musim hujan atau musim kemarau, muncul seperti  asap (kukus)," jelasnya. Sebab itulah sampai saat ini gunung tempat lokasi  makam Pangeran Samudra dikenal dengan nama Gunung Kemukus.

Selain makam Pangeran Samudro di lokasi tersebut juga terdapat Sendang Ontrowulan. Konon sendang tersebut merupakan tempat membersihkan diri ibu Pangeran Samudra yang bernama R.Ay. Ontrowulan sebelum masuk ke makam putranya. Dan sampai saat ini sendang tersebut diberi nama sendang ontrowulan. 

Menurut cerita yang berkembang di masyarakat setelah mendengar kabar kematian putranya R.Ay. Ontrowulan, segera menyusul ke tempat Pangeran Samudra dimakamkan. Akhirnya ibu Pangeran Samudro berniat untuk bermukim di dekat Makam Pangeran Samudro untuk merawat makamnya.

Sebelum masuk ke makam R.Ay. Ontrowulan akan membersihkan diri terlebih dahulu di sendang tersebut. Konon saat mengibaskan rambutnya hiasan bunga di rambutnya terjatuh dan tumbuh menjadi pohon Nagasari yang sampai saat ini bisa didijumpai di sekitar sendang tersebut.

"Sampai saat ini sendang (sumber air) tersebut airnya tidak pernah habis bahkan  di musim
kemarau sekalipun," terangnya.

Pardi juga menjelaskan ritual berbalut kenikamatan sesat untuk memperoleh kekayaan dengan jalan sesat itu juga ada resikonya. Banyak juga yang berhasil. Namun ada juga yang gagal.

Biasanya setelah melakukan hubungan orang lain yang bukan pasangan sah sebagai suami istri, jika berhasil mereka berdua  harus bertemu lagi  untuk melakukan selamatan dan syukuran di Gunung Kemukus itu kembali.

"Biasanya yang berhasil datang lagi untuk mengadakan selamatan di makam," terang Pardi. 

Namun apabila berhasil namun mereka "mblenjani" (ingkar) maka  pasangan tidak sah yang sudah "meneken kontrak" perjanjian di makam Pangeran Samudro ini, akan jatuh miskin. Konon ada juga yang mendapat celaka.

"Untuk kebenarannya ya tergantung sama yang "nglakoni" mas," pungkasnya.

Namun kini, jangan coba-coba menjadikan Gunung Kemukus menjadi tempat mencari kenikmatan berbalut ziarah. Sebab, Pemkab Sragen dengan tegas baka menindak siapa saja yang berani berbuat asusila di lokasi tersebut, ancaman penjara telah menanti. ***
 

Editor : Dian Burhani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network