BADUNG,iNewsbadung.id - Dereta film Korea ini dilarang keras tayang di Indonesia. Sedikitnya ada delapan film negeri Gingseng itu yang dilarang putar di tanah air. Pasalnya, delapan fim Korea itu dinilai unsur seksualitas cukup fulgar sehingga dinilai tak sesuai dengan norma ketimuran yang berlaku di dalam negeri.
Selain dinilai penuh dengan adegan seksualitas yang cukup fulgar, delapan film produksi Korea ini juga mengandung unsur kekerasan cukup brutal sehingga tak layak untuk ditonton.
Lantas film apa saja yang terkena pencekalan Badan Sensor Fil Indonesia? Berikut ulasannya seperti dikutip dari berbagai sumber.
1.Moebius
Proyek arahan mendiang Kim Ki Duk ini sempat dilarang tayang di negaranya sendiri, sebelum akhirnya dirilis di bioskop pada 2013. Alasannya, ada adegan brutal dan seksualitas di dalamnya.
Film ini berkisah tentang sebuah keluarga disfungsional dan perempuan muda pemilik warung yang merupakan selingkuhan sang ayah. Cemburu dengan perselingkuhan sang suami, istrinya menyunat anaknya sendiri. Sang ayah kemudian ‘menyumbangkan’ alat kelaminnya sendiri untuk sang anak.
Sembari menunggu operasi, sang ayah berusaha meneliti berbagai metode untuk memuaskan gairah seksualnya tanpa melibatkan alat kelamin. Hal itu nantinya akan diajarkannya kepada sang anak.
2.Love Lesson
Film yang dirilis pada 2013 ini juga sempat dicekal untuk masuk ke bioskop Tanah Air karena kontennya yang terlalu vulgar. Kisahnya tentang Hee Soo (Sun Yeong Kim) seorang komposer musik kesepian yang kariernya sedang dalam masalah.
Namun kepalanya dipenuhi banyak ide ketika bertemu seorang siswa SMA yang ingin belajar piano darinya. Namun, hubungan mereka tak sekadar guru dan murid karena pada akhirnya mereka berujung di ranjang.
Berbagai adegan ranjang dan ciuman panas itulah yang membuat Love Lesson tak lolos sensor dari Badan Perfilman Nasional. Sehingga film tersebut tak pernah tayang di bioskop Tanah Air.
3.The Housemaid
Film The Housemaid memang tak pernah tayang di bioskop Indonesia karena adegan vulgar di dalamnya. Namun proyek arahan Im Sang Soo ini justru cukup populer di Tanah Air dan tak jarang diparodikan.
Mengusung genre melodrama dan erotis, film yang dibintangi Jeon Do Yeon ini berkisah tentang seorang pengusaha yang mempekerjakan seorang asisten rumah tangga untuk merawat istrinya yang tengah hamil.
Namun kemudian justru si majikan jatuh hati pada pelayannya tersebut. Keduanya kemudian terlibat hubungan terlarang di belakang sang istri. Film ini tayang di Korea Selatan pada 2010 dan sempat tayang di Cannes Film Festival.
4.A Man and A Woman
Film ini memasang dua aktor senior sebagai pemeran utamanya, Gong Yoo dan Jeon Do Yeon. Namun di luar nama besar kedua pemerannya, film ini dicekal di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Alasannya, karena film ini dibumbui adegan ranjang yang sangat vulgar. Namun sang sutradara Lee Yoon Ki berusaha melobi dan mengklarifikasi keberadaan adegan tersebut hingga akhirnya film itu bisa tayang pada 2016.
Kisah A Man and A Woman dimulai dengan Sang Min (Jeon Do Yeon) seorang ibu yang tinggal di Helsinki, Finlandia, dengan anaknya yang berkebutuhan khusus. Suatu hari, dia mengantar anaknya untuk mengikuti kamp yang membawanya bertemu Ki Hong.
Dari satu pertemuan, mereka kemudian jatuh cinta hingga akhirnya berselingkuh dari pasangan masing-masing. Namun keputusan berselingkuh itu justru membawa Sang Min pada kehilangan sangat besar.
5.The Concubine
Film ini sebenarnya mengandung cerita yang cukup menarik tentang hubungan cinta segitiga dan problematika hubungan asmara di era Joseon. Tetapi, film ini juga dilarang tayang di Indonesia lantaran mengandung banyak adegan panas.
Dibintangi Kim Dong Wook dan Yeo Jeong Cho, film ini menampilkan adegan tanpa busana hingga scene seks yang begitu vulgar. Alasan inilah yang membuat film arahan Kim Dae Seung ini dilarang tayang di Indonesia.
6.Real
Proyek neo-noir arahan Lee Sa Rang ini bercerita tentang sebuah kota fiksi di mana Jang Tae Yeong (Kim Soo Hyun) menjadi seorang bos mafia sekaligus pemilik kasino raksasa. Merasa diganggu oleh kepribadian lain darinya, Tae Yeong kemudian meminta bantuan seorang psikiater, Choi Jin Ki (Lee Sung Min).
Dia kemudian meminta sang dokter untuk menyingkirkan kepribadian lain dalam dirinya. Namun ternyata, ada konsekuensi tak terduga yang harus dihadapinya dari keinginan tersebut. Tak hanya menghadirkan scene laga yang ciamik, film ini juga menghadirkan adegan kekerasan dan seksualitas yang tak lolos sensor Badan Perfilman Indonesia.
7.Lies
Film yang dilarang tayang di Indonesia berikutnya adalah Lies. Film yang rilis di Korea Selatan pada 1999 ini diadaptasi dari sebuah novel berjudul Tell Me a Lie karya Jang Jung-Il. Proyek ini dilarang tayang karena keberadaan adegan vulgar di dalamnya.
Lies berkisah tentang siswa SMA berusia 18 tahun yang jatuh cinta kepada seorang pematung setelah berbicara dengannya lewat telepon. Suara sang pematung membuatnya terangsang hingga merelakan keperawanannya kepada pria itu.
Mereka kemudian berhubungan badan di sebuah motel. Dari adegan seks biasa, kedua karakter dalam film ini mencoba hal-hal lain yang jauh lebih menantang dan menyimpang, seperti sadomasokis.
8.The Handmaiden
Film The Handmaiden yang dibintangi Kim Taeri dan Ha Jung Woo juga masuk dalam daftar film yang dilarang tayang di Indonesia. Seperti beberapa film di atas, adegan vulgar di dalamnya menjadi alasan proyek arahan Park Chan Wook ini tak lolos sensor di dalam negeri.
Diadaptasi dari novel berjudul Fingersmith karya Sarah Waters, film ini bersetting di era pendudukan Jepang di Korea. Meski dibumbui banyak adegan panas, film ini terpilih untuk mendapatkan Palme d’Or di Festival Film Cannes pada 2016.
Berita ini sebelumnya telah tayang di Okezone dengan judul "8 Film Korea Dilarang Tayang di Indonesia, Bertabur Adegan Panas dan Kekerasan"
Editor : Dian Burhani
Artikel Terkait