Imbas Kenaikan Harga BBM, HSNI Indramayu: Berpotensi 85 Persen Nelayan Kecil Enggan Melaut

Andrian Supendi
Nelayan di Indramayu menolak untuk melaut menyusul harga BBM melonjak (Foto: Andrian Supendi/MPI)

BADUNG, iNews.id - Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto mengatakan, imbas dari naiknya harga BBM bersubsidi jenis solar yang sebelumnya Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter membuat biaya melaut semakin tinggi.

Karena kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) maka para nelayan di Indramayu enggan melaut.

"Solar merupak bahan bakar utama kapal pencari ikan bagi para nelayan, sehingga berpotensi 85 Persen nelayan kecil di Kabupaten Indramayu enggan melaut," papar dia, kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Rabu (7/9/2022).

Dedi Aryanto mengungkapkan rasa prihatin atas adanya kebijakan kenaikan harga BBM solar tersebut.

Oleh sebab itu, dia meminta agar pemerintah segera membatalkan kenaikan harga BBM khususnya solar untuk nelayan, karena 80 persen biaya melaut adalah dari BBM.

"Saat ini kondisi para nelayan sedang paceklik (musim kekurangan). Saat BBM belum naik saja untuk mendapatkan Rp50.000 perhari mereka sulit, apalagi dengan naiknya harga BBM," ungkap dia.

Dedi Aryanto menyampaikan, bahwa di Kabupaten Indramayu sistem bagi hasil antara pemilik dan ABK adalah 50:50 setelah dipotong biaya melaut, akibatnya pendapatan nelayan pun semakin berkurang. Hal itu lah yang menyebabkan banyak perahu yang berlayar namun pada akhirnya tidak bisa menutup biaya melaut.

"Harga ikan yang tidak kunjung ikut naik ini juga semakin memperparah penderitaan nelayan kecil," ujar dia.

Dedi menyebutkan, di Kabupaten Indramayu jumlah kapal nelayan sebanyak 6.400, sedangkan untuk kapal diatas 30 GT hanya berjumlah 800 kapal. Sehingga, dari jumlah kapal mayoritas merupakan kapal-kapal kecil. Sedangkan jumlah nelayan kecil di Kabupaten Indramayu sebanyak 36.000 orang.

"Sekarang sudah terlihat tidak sedikit kapal yang berlabuh. Ya sebentar lagi juga semakin banyak yang tidak melaut, karena sudah merasakan dampaknya. Yang pasti, semua organisasi nelayan, pengelola TPI, KUD-KUD Mina menyuarakan hal yang sama, intinya menolak (kenaikan harga BBM)," tukas dia.

Dedi Aryanto berharap, semoga pemerintah segera memiliki solusi tepat, supaya kesejahteraan para nelayan dimasa kenaikan BBM tetap terjamin.

Editor : Dian Burhani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network