BADUNG, iNews.id - Keberadaan benda sejarah masa lampau saat ini mulai bermunculan di berbagai wilayah di Nusantara. Mulai dari bangunan candi, makam kuno hingga benda-benda bersejarah bernilai tinggi.
Seperti diketahui makanan pokok masyarakat di Indonesia salah satunya adalah beras. Meski di wilayah lain juga mengkonsumsi jagung, ketela juga sagu sebagai pangan utama.
Keberadaan beras sebagai pangan utama sejak ratusan tahun lalu diperkuat dengan temuan beras hitam di area situs kuno. Masih tersimpan utuh di dalam gentong dan tertanam di dalam tanah.
Seperti apa penampakan beras hitam di area situs kuno tersebut? Berikut ulasannya dirangkum melalui Channel YouTube Asli Mojokerto.
Dalam penelusuran tersebut, sejumlah warga menemukan beras berwarna hitam di komplek Situs Kumitir di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo. Beras tersebut terpendam di kedalaman 1,5 meter. Beras hitam ini diduga sebagai peninggalan kuno Istana Kerajaan Majapahit.
Menurut, Juru Pelihara (jupel) Situs Kumitir Abdul Kholiq mengatakan, temuan beras ini diketahui pertama kali oleh warga, yaitu Kojin. Dia seorang perajin batu bata.
Adapun lokasi penemuan beras berwarna hitam ini berada sekitar 50 meter di sisi timur talud Situs Kumitir. Beras hitam ini terpendam 1,5 meter di bawah tanah tanpa media penutup. Saat ditemukan, beras hitam ini jumlahnya ditaksir sampai 5 kg.
Konon, beras hitam ini berjenis Sukonande, yang dipercaya sebagai makanan petinggi atau raja-raja pada saat itu.
“Kabarnya beras ini makanan para raja pada waktu itu. Warna yang relatif hitam ini tidak mudah basi," kata Jupel Situs Kumitir Abdul Kholiq.
Kholiq menambahkan, beras berjenis Sukonande ini juga sudah dibudidayakan para petani. Salah satunya sudah ditanam di daerah Ngawi dan Blitar.
"Di Ngawi jika sudah tanam, jadi bisa dikembangkan di seluruh Indonesia" kata dia.
Saat ini, temuan beras dan gabah di kompleks Situs Kumitir di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo ditangani oleh tenaga ahli BPCB Jawa Timur. Disinyalir beras hitam itu kemungkinan besar tidak dapat dikategorikan sebagai objek cagar budaya.
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait