Disebutkan Yulianto, dalam membimbing Thirza tidak ubah seperti berpetualang mendaki gunung, di mana seiring berjalannya waktu, motivasi berkarya dengan kecenderungan visual bergaya dekoratif mulai hadir menjadi bahan diskusi yang serius.
"Selengeannya mulai berubah, tatkala saya temukan sisi lain dari proses penciptaannya. Ini saya tawarkan kepada Thirza sebagai tantangan untuk dipecahkan," urai Yulianto.
Yulianto menyebutkan, sketsa demi setsa dikirimkan Thirza, sampai akhirnya menemukan karakter mewakili pribadi dan pandangan hidup untuk diaplikasikan dalam karya seni.
Pria yang akrab disapa Yuli ini berharap agar Thirza tidak segan berbagi ilmu, serta tidak ragu menelusuri kekayaan Nusantara.
Yulianto juga melihat jika Thirza mampu menemukan jawaban-jawaban atas kegelisahan hidup, sehingga menjadi insan yang lebih bijak.
Ditambahkan Yulianto, ada beberapa mahasiswa direkomendasikan pimpinan prodi untuk mengikuti Peksiminas, namun akhirnya terpilih Thirza untuk dikonsentrasikan menjadi peserta kompetisi tangkai lukis di tingkat daerah ataupun nasional.
Editor : Asarela Astrid