Tidak hanya memberikan konsultasi gratis, untuk pengerjaan ortodensi pemasangan behel, dijelaskan Glady bisa diangsur, di mana pasien wajib memberikan pembayaran pertama sebesar 60 persen dan sisanya diangsur empat sampai lima kali.
Kepercayaan ini diakui suami Drg. Kharisma Nisa, Sp. Bedah Mulut dan Maksilofasial., sudah dilakukan di Kawakibi pertama yang berada di kawasan UMS, serta di Sunarto Dental Care yang merupakan milik mertua Glady.
Namun, ada penandatanganan MoU yang harus dilakukan antara pasien dengan manajemen, sehingga terjalin kepercayaan terhadap pasien.
Terkait dipilihnya daerah Bekonang sebagai cabang kedua Kawakibi, lulusan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini menceritakan karena berawal dari cerita sang kakek yang tinggal di Bekonang yang selalu jauh-jauh periksa gigi ke Kota Solo.
Glady berharap, kehadiran Kawakibi di Bekonang dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat Bekonang dan sekitarnya, sehingga bisa membantu permasalahan kesehatan gigi dan mulut.
Sementara banyaknya klinik gigi di kota Solo dan Solo Raya, disebutkan Glady bukan sebagai pesaing, tetapi diharapkan dapat bekerjasama meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat Solo Raya.
Editor : Asarela Astrid