"Kalau performance biasanya hanya menjadi obyek, penonton sebagai subyek, tetapi tahun ini menggunakan paradigma berbeda," terang Eko Supriyanto, saat jumpa pers di lobi Teater Besar Gendhon Humardani, Kampus ISI Solo, Jumat (26/4/2024).
Dosen dan kreator tari yang akrab disapa Eko Pece ini menambahkan, tari menjadi bagian dari skema perjalanan kehidupan, di mana ujungnya menjadikan berkarya seni.
Sesuai marwahnya, Eko menyebutkan bahwa insan tari dan civitas akademika adalah berkarya seni.
Ada dua aktivitas penting dalam perhelatan World Dance Day ini, yakni Skena dan Festival.
Sebagai skena, tari ditempatkan tidak saja sebagai obyek, namun menjasi bagi penting dalam siklus kehidupan tari.
Dalam skena menari, akan menjadi pijakan bertemu dengan teman baru, lingkungan baru, karya baru, atmosfir baru yang akhirnya menjadikan wacana kekaryaan, serta keilmuan baru dalam kredo seni pertunjukan.
Editor : Asarela Astrid