SOLO, iNewsbadung.id - Jeda sekolah usai Penilaian Sumatif Akhir Semester (PSAS), SD Pangudi Luhur (PL) Santo Timotius Surakarta ajak ratusan siswa-siswi belajar membuat roket air.
Ratusan siswa-siswi yang merupakan kelas lima ini mengikuti Field Trip yang diadakan di Solo Technopark, Kentingan, Kecamatan Jebres, Selasa (5/12/2023) untuk memahami bahwa di Kota Surakarta, ada pusat edukasi yang baru saja diresmikan, termasuk pembelajaran science, belajar membuat roket air.
Menurut M.G. Rosita Riana Dewi, salah satu guru SD Pangudi Luhur Santo Timotius, sekaligus Ketua Panitia Field Trip, dipilihnya belajar membuat roket air karena pengetahuan science siswa-siswi kelas lima sudah mulai berkembang.
Karena itu, tambah Rosita, sekolah memilih mencari edukasi, di mana siswa-siswi bisa mencoba berkreasi membuat roket air, supaya tahu bahwa dari barang-barang bekas, barang sederhana bisa digunakan untuk pembelajaran, yang nantinya lebih lanjut akan dipelajari di tingkat SMP.
“Karena berkaitan dengan IPA Fisika, yang mempelajari kecepatan, ketinggian, memperkirakan bagian-bagian dirangkai agar ada keseimbangan, bahkan roket air menarik bagi anak-anak, dari barang bekas mereka bisa berkreasi, menciptakan sesuatu mainan yang bisa menjadi pengetahuan,” urai Rosita secara eksklusif kepada iNewsbadung.id.
Ditambahkan Rosita, di Solo Technopark banyak pembelajaran bisa dikenalkan ke siswa-siswi, termasuk mengenal kegiatan lain, seperti layanan UMKM, BUMN, Migas Corner, menabung digital, uang digital, sehingga siswa-siswi bisa memahami bahwa dunia ke depan akan menggunakan teknologi.
Terkait pembuatan roket air, siswa-siswi SD Pangudi Luhur Santo Timotius terlebih dulu mendapatkan penjelasan singkat dari mentor Solo Technopark, mulai dari persiapan bahan baku, cara memotong bahan, cara menempel dan cara merangkai roket.
Dari pengamatan iNewsbadung.id, siswa-siswi SD Pangudi Luhur Santo Timotius terlihat senang, bahagia dan bangga bisa melakukan praktek membuat roket air secara sederhana.
Beberapa kelompok terlihat bisa mempraktekkan instruksi dengan benar, namun ada juga sebagian kelompok yang masing-masing terdiri dari tiga siswa ini harus mengulangi rangkaian roketnya, meskipun sudah jadi.
Seperti kelompok Dean, May dan Cameo, siswa kelas lima A, yang terlihat melepas kembali rangkaian roket dari bahan botol minuman bekas, karena saat digelindingkan, rangkaian tidak menggelinding lurus, tetapi berbelok.
Kegembiraan siswa-siswi semakin bertambah, saat para mentor mengajak meluncurkan roket air yang sudah jadi di halaman belakang Solo Technopark, namun kegembiraan sempat tertunda karena alat untuk meluncurkan mengalami kendala teknis.
Sambil menunggu alat peluncur roket air diperbaiki, siswa-siswi berkeliling Solo Technopark, memasuki ruang-ruang berbeda, mengenal sedikit tentang dunia migas atau minyak dan gas di Migas Corner, mengenal crypto, mengenal marketplace dan melihat ruang podcast.
Akhirnya, roket air pun berhasil diluncurkan, sehingga kegembiraan siswa-siswi bertambah dan semakin yakin, bahwa ilmu yang baru saja diterima, berupa karya yang telah dibuat, ternyata dapat dibuktikan bisa meluncur.
Semoga tulisan tentang jeda sekolah, ratusan siswa-siswi SD Pangudi Luhur Santo Timotius belajar membuat roket air ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan tulisan lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Editor : Asarela Astrid