SOLO, iNewsbadung.id – Kisah Panji Semirang, sebuah karya sastra nusantara berakar dari Jawa Timur yang telah diakui UNESCO sebagai Memory of the World sejak tahun 2017 ini berhasil memukau penonton yang memadati Pendhapi Gede Balaikota Surakata.
Pagelaran yang dikemas dalam ASEAN Panji Festival ini diinisiasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai sebuah dokumen budaya untuk lebih memahami kebudayaan dan peradaban yang dimunculkan melalui berbagai displin ilmu.
Irini Dewi Wanti, S.S., M.Sp, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek menyebut ASEAN Panji Festival sebagai cara untuk menemukan perangkat ide dari tinggalan peradaban untuk menggali makna dan kontektualitasnya.
“ASEAN Panji Festival ini mengajak kita bergerak ke masa depan yang lebih baik sebagai kelompok masyarakat multikultural,” ujar Irini.
Karya kolosal ini merupakan kolaborasi delegasi sembilan negara anggota ASEAN, yakni Kamboja, Lao (Lao PDR), Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, Singapura, Vietnam dan Indonesia, dengan melibatkan ratusan seniman.
Bambang Pujasworo, Art Director ASEAN Panji Festival mengakui bahwa untuk mempersiapkan karya ini melewati banyak tantangan, karena harus menyatukan persepsi dari sembilan negara untuk menciptakan karya seni kolosal.
Editor : Asarela Astrid