Ruslan Hidayat menambahkan, lulusan baru dapat memanfaatkan magang atau PKL di kampus, belajar dari kakak kelas dan mencari pengalaman untuk bekal dasar menguasai pekerjaan di lapangan, tanpa memikirkan honor.
Alumni UTP juga diberikan dorongan yang mengikuti sertifikasi tidak hanya menekuni satu bidang, tetapi sebagai calon pekerja lapangan ataupun pengawas mampu menguasai beberapa bidang seperti pembangunan jalan, struktur gedung dan irigasi.
Ruslan juga menghimbau para alumni yang ingin bekerja di dunia sipil atau industri kerja lain di Indonesia, bahwa pintar saja cukup, karena harus memiliki pengalaman, serta penting memiliki SK berlogo Pancasila, yang diakui negara atau minimal dari BNSP yang dapat digunakan jika ingin terlibat pembangunan, seperti di IKN (Ibu kota Negara) Nusantara.
“Minimal level pelaksana, kalau ingin level di atasnya, ya harus dua tahun setelah lulus,” jelasnya.
Terkait tentang IKN, Kukuh juga mempunyai harapan yang sama terhadap alumni-alumni teknik sipil UTP, sehingga diharapkan dapat berkontribusi di dalam negeri, sehingga pembangunan bisa dikerjakan anak bangsa.
Disebutkan Kukuh, pembangunan dalam negeri yakni pembangunan IKN, saat ini sedang gencar, di mana membutuhkan banyak tenaga kerja ahli di bidang konstruksi, yang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lokal.
Editor : Asarela Astrid