SOLO, iNewsbadung.id - Safrudin, perantau dari Banten, Provinsi Banten ini akhirnya raih kesuksesan setelah bergelut dengan baju bekas.
Sebelumnya, pria yang biasa dipanggil Udin ini berdagang mainan anak, di depan sekolah SD atau TK, berpindah-pindah dari sekolah satu ke sekolah lain.
Namun pandemi Covid telah mengubah jalan hidupnya, karena sekolah menggelar belajar mengajar dengan sistem online, akibatnya tidak ada sekolah buka, dan ia pun tidak dapat menjual dagangan mainan lagi.
Tidak mau terus menerus merugi,
semua dagangan mainannya dijual ke pedagang lain secara borongan, dan ia pun banting setir berjualan baju bekas.
Baju bekas yang dipandang sebelah mata bagi kebanyakan orang ini, justru menjadi ladang bisnis baginya, karena itu ia tidak segan mengaduk-aduk baju bekas, memilihkan sesuai keinginan pembeli.
Baru sekitar dua tahun ini, Udin berdagang baju bekas, tepatnya sejak tahun 2021, di beberapa pasar di sekitar luar Solo.
Berjalannya waktu, ia menemukan tempat yang cocok dan menguntungkan, yakni di Pasar Klitikan Notoharjo, tepatnya pinggir jalan, di luar pasar.
Dengan beralaskan spanduk bekas, serta plastik, pria berusia 50 tahun ini menggelar dagangannya diantara deretan lapak-lapak lain yang menjual onderdil kendaraan bekas, elektronik bekas, sampai peralatan berkebun.
Seperti halnya pedagang lain, selepas subuh, Udin pun mulai menggelar dagangan, karena pasar yang mulai buka pukul 04.39 wib ini sudah banyak didatangi pengunjung sejak pukul 05.00 wib.
Baju bekas yang dijual Udin beragam, seperti celana jeans, kemeja, rok, blus dan dress panjang, dimana beberapa karung baju bekas milik Udin ini diletakkan di atas plastik dan spanduk bekas, sehingga pembeli dapat memilih sendiri baju yang akan dibeli.
Bicara tentang harga, memang tidak bisa dibandingkan, karena harga baju bekas yang dijual ini sangat murah, yakni Rp20 ribu mendapat tiga potong, namun jika ingin membeli satu potong, dibandrol Rp.10 ribu.
Dalam satu hari, omset Udin mencapai Rp400 ribu, itu pun di hari biasa, sedangkan Sabtu dan Minggu, omset mencapai Rp1.5 juta.
Keuletan, dan kesungguhan hati Udin berhasil mengubah tumpukan baju bekas menjadi tumpukan rejeki menggiurkan, meskipun setiap hari harus pulang pergi bersepeda motor dari rumahnya di daerah Sumber.
Saat pasar titip, selesai juga Udin berjualan, ia pun menitipkan sebagain
dagangan di dekat tempat berjualan, sementara sebagian lagi dimasukkan keranjang yang diletakkan di motor.
Semoga liputan iNewsbadung.id tentang Safrudin, perantau yang meraih kesuksesan setelah bergelut dengan baju bekas ini dapat bermanfaat dan menginspirasi bagi para pembaca.
Nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung, dan silahkan share tulisan ini, agar semakin banyak orang mengetahui informasi yang benar dan baik. ***
Editor : Asarela Astrid