get app
inews
Aa Text
Read Next : 4 Tahun Bali Kolaps di Hantam Pandemi, Giliran Outlet Modern Gempur Pulau Seribu Pura 

Filosofi dan Makna Angkul-angkul, Bangunan Rumah Adat Tradisional di Bali, yang Menyimpan Makna

Selasa, 31 Januari 2023 | 22:36 WIB
header img
Angkul-angkul, bangunan rumah adat tradisional di Bali mengandung filosofi dan makna mendalam (Foto : Tangkapan layar IG @smarapura.umalas)

BADUNG, iNewbadung.id - Angkul-angkul, salah satu jenis bangunan rumah adat tradisional di Bali ini menyimpan banyak makna. 

Meskipun di Bali ada banyak jenis bangunan rumah adat tradisional, namun masih banyak rumah tradisional yang menggunakan angkul-angkul. 

Berikut catatan iNewsbadung.id terkait filosofi dan makna angkul-angkul, sebagai salah satu bangunan rumah adat tradisional di Bali, dikutip dari kintamani.id. 

1. Pintu Gerbang 

Angkul-angkul adalah bangunan tradisional khas Bali, dimana fungsi utamanya sebagai pintu gerbang. 

2. Bentuk Berbeda 

Dibandingkan dengan pintu gerbang daerah lain, angkul-angkul memiliki ciri khas desain yakni ada atap, atau biasa disebut kori. 

3. Nilai Estetika

Makna keberadaan angkul-angkul tidak terlepas dari nilai estetika tambahan desain rumah tradisional di Bali, sehingga pada kasta tertentu, desain angkul-angkul berbeda. 

4. Angkul-angkul Mewah 

Angkul-angkul dengan desain mewah digunakan oleh pemilik rumah dengan kasta tinggi. 

5. Desain Spesial 

Begitu juga bangunan pura, memiliki bentuk desain spesial yang biasa disebut Kori Agung. 

6. Makna Supranatural 

Membangun angkul-angkul tidak dapat dilakukan sembarangan, karena harus memperhitungkan asta bumi serta asta kosala kosali, dimana penataannya harus memperhatikan arah mata angin. 

7. Ibarat Mulut 

Masyarakat Bali juga percaya jika angkul-angkul ibarat mulut dari rumah, dimana saat mulut dalam kondisi tertutup, tidak ada benda apapun dapat masuk, termasuk hal-hal berbau gaib.

8. Menjaga Keamanan 

Keberadaan angkul-angkul juga memiliki  peran penting, yakni menjaga keamanan, dimana setiap angkul-angkul selalu disertai apit lawang di bagian depan. 

9. Patung Drupala 

Sementara apit lawang mempunyai makna sebagai penjaga keamanan dari segala ancaman terhadap pemilik rumah. Apit lawang dapat berbentuk patung drupala, bertubuh raksasa membawa senjata berupa gada.

10. Awalnya Ukuran Tidak Besar 

Awalnya angkul-angkul memiliki ukuran tidak terlalu besar, karena biasa digunakan pada rumah, dimana tidak memakai delman ataupun jenis kendaraan tradisional di zaman dulu, namun saat ini ukuran angkul-angkul disesuaikan jenis kendaraan yang dimiliki. 

11. Tidak Ada Konsep

Desain tradisional angkul-angkul khas Bali tidak memiliki konsep desain yang pasti, sehingga satu rumah dan lainnya memiliki perbedaan desain, tergantung selera pemilik rumah. 

12. Anak Tangga 

Ada anak tangga yang melengkapi angkul-angkul pada masa dulu, namun di masa sekarang, hampir jarang dijumpai angkul-angkul atau kori dengan anak tangga, karena banyak masyarakat memiliki sepeda motor, dimana biasanya diparkir di dalam rumah.

13. Lebih dari Satu 

Pada rumah berukuran besar, terkadang pemilik rumah membangun angkul-angkul lebih dari satu. 

14. Terdapat di Pura 

Tidak hanya bangunan rumah yang memiliki angkul-angkul, namun bangunan lain seperti pura yang biasa sebagai tempat ibadah pun terdapat angkul-angkul.  ***

Editor : Dian Burhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut